SLAWI, smpantura – Pemkab Tegal terus melakukan upaya percepatan penurunan stunting di wilayahnya. Untuk mencapai target dan mencegah stunting baru (new stunting), intervensi kebijakan dilakukan pada hal-hal yang memiliki daya ungkit dalam percepatan penurunan stunting. Disamping melakukan evaluasi terhadap capaian, pembelajaran maupun rekomendasi pencegahan dan penanganannya.
Demikian disampaikan Sekda Kabupaten Tegal Amir Makhmud pada acara Rembuk Stunting Kabupaten Tegal di Gedung Dadali Kompleks Setda Kabupaten Tegal,Senin (1/7/2024).
Amir menegaskan perlunya dilakukan strategi pentahelix, yakni dengan melibatkan peran pemerintah, swasta, pengusaha, dunia industri, perguruan tinggi, ormas dan organisasi profesi kesehatan. Disamping itu, diperlukan komitmen pendanaan yang menyasar pemenuhan berbagai kebutuhan dan perbaikan kesehatan bagi ibu hamil, balita dan remaja atau pasangan usia subur.
Rembuk Stunting yang merupakan rangkaian kegiatan Aksi Pembangunan Daerah (Aksi Bangda) Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Tegal dihadiri kepala OPD terkait, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tegal, sekretaris camat, penyuluh keluarga berencana, kepala KUA kecamatan, Tim Penggerak PKK Kabupaten Tegal, IDI, IBI, PPNI, Baznas Kabupaten Tegal dan para koordinator pendamping program dari pendamping dana desa, pendamping PKH dan Technical Assistant (TA) Stunting.
Dalam acara itu, Kepala Bappedalitbang Kabupaten Tegal Faried Wajdy dalam paparannya memberikan ide keterlibatan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mengawal semua balita di Kabupaten Tegal dengan model man to man marking .
Jika ide ini dilaksanakan maka semua balita di Kabupaten Tegal dapat dipantau tumbuh kembangnya serta tata laksana yang harus dilakukan jika ditemui balita yang mengalami risiko stunting.