Cuaca Buruk Ratusan Kapal di Pemalang tidak Melaut

PEMALANG, smpantura – Ratusan kapal di wilayan Kabupaten Pemalang tidak melaut karena kondisi cuaca buruk. Mereka tidak melaut sejak tiga hari terakhir, dan diperkirakan puncak cuaca buruk terjadi pada beberapa hari mendatang.

“Saya menghimbau pada para nelayan agar untuk sementara tidak melaut dulu, sebab kondisi cuaca tidak menentu dan berbahaya bagi keselamatan mereka. Dengan kondisi saat ini, ratusan kapal nelayan baik di Tanjungsari, Asemdoyong, Mojo, dan Ketapang, tidak melaut, menunggu cuaca membaik,” ujar Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Pemalang Abul Hasan, Jumat (6/12).

Ia mengatakan, himbaun agar nelayan yang di laut segera mencari tempat terdekat untuk masuk. Untuk nelayan yang masih di darat untuk mengurungkan keberangkatan sampai cuaca mereda sesuai perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Angin kencang, hujan lebat dan gelombang tinggi mulai pada hari Kamis sore (5/12) dan di perkirakan puncaknya Jumat malam (6/12) sampai Minggu (8/12).

Untuk ombak saat ini ketinggiannya antara satu meter hingga dua meter dan kemungkinan akan bertambah besar lagi saat puncaknya nanti. Berdasarkan data yang diterima, ada sekitar 500 kapal di Tanjungsari, 300 kapal di Asemdoyong, Mojo dan Ketapang masing masing 100 kapal yang tidak melaut. Bahkan di Tanungsari ada kapal kandas karna angin kencang terdorong ombak,tidak bisa di kendalikan, akhirnya posisi ke daerah yang dangkal.

BACA JUGA :  Netralitas dan Berintegritas Menjadi Penilaian Rekruitmen PPK

“Hingga akhir bulan November 2024 berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pemalang tercatat ada 164 kejadian bencana. Kejadian bencana terjadi di 14 kecamatan baik yang berada di wilayah pesisir, tengah maupun daerah perbukitan Pemalang selatan,” tandas Kepala Pelaksana BPBD Pemalang, Andri Adi.

Dia mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun BPBD tercatat ada sekitar tujuh orang atau kapal tenggelam di wilayah Pemalang. untuk data rincian kejadian bencana yaitu bajir terjadi 10 kali, tanah longsor 25 kejadian, kebakaran 47 kejadian.

Angin kencang 45 kejadian, hujan dan angin 28 kejadian, orang atau kapal tenggelam tercatat tujuh kejadian, tersambar petir dan puting beliung masing masing satu kali kejadian. Kejadian bencana paling banyak terjadi pada bulan Februari dan Agustus lalu, yaitu masing masing bulan tercatat ada 28 kejadian bencana.

Khusus untuk kejadian bencana pada bulan Februari didominasi tanah longsor 10 kali, hujan dan angin delapan kejadian, angin kencang lima kali, kebakaran dua kali, banjir dua kali dan tersambar petir satu kali. Untuk bulan Agustus lalu, kejadian bencana hanya dua jenis yaitu kebakaran 14 kejadian dan angin kencang 14 jadian. **

error: