PEMALANG, smpantura – Akibat ombak besar dan patah kemudi, satu kapal nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tanjungsari, Kabupaten Pemalang tenggelam di muara sungai. Kapal tersebut bernama Jaka Samudra milik Sutomo tenggelam pada beberapa hari lalu berhasil dievakuasi oleh masyarakat dan anggota Polisi Air setempat.
“Data kapal yang tenggelam yaitu bernama Jaka Samudera, milik, Sutom dengan alat tangkap:jaring gilnet dengan mesin:tempel Yanmar 27 PK. Kronologinya kapal hendak masuk muara kurang dari tiga mil menuju muara, pada jum’at jam 13.00, dan kapal mengalami patah kemudi,” ujar Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Pemalang, Abul Hasan, Senin (9/12).
Ia mengatakan, sambil menunggu angin reda kemudi sempat di perbaiki, lalu berusaha masuk muara sungai, akan tetapi kemudi yang sudah di perbaiki patah lagi. Nahkoda tidak bisa mengendalikan kapalnya karna terdorong ombak besar serta arus yang kencang.
Kapal akhirnya menabrak batu pemecah gelombang dab mengalami kandas di depan pintu muara sungai Tanjungsari. Kondisi cuaca dalam beberapa hari terakhir kurang bersahabat untuk aktifitas melaut.
“Saya menghimbau pada para nelayan agar untuk sementara tidak melaut dulu, sebab kondisi cuaca tidak menentu dan berbahaya bagi keselamatan mereka. Dengan kondisi saat ini, ratusan kapal nelayan baik di Tanjungsari, Asemdoyong, Mojo, dan Ketapang, tidak melaut, menunggu cuaca membaik,” ujarnya dalam berita sebekumnya.
Ia mengatakan, himbaun agar nelayan yang di laut segera mencari tempat terdekat untuk masuk. Untuk nelayan yang masih di darat untuk mengurungkan keberangkatan sampai cuaca mereda sesuai perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Angin kencang, hujan lebat dan gelombang tinggi mulai pada hari Kamis sore (5/12) dan di perkirakan puncaknya Jumat malam (6/12) sampai Minggu (8/12).
Untuk ombak saat ini ketinggiannya antara satu meter hingga dua meter dan kemungkinan akan bertambah besar lagi saat puncaknya nanti. Berdasarkan data yang diterima, ada sekitar 500 kapal di Tanjungsari, 300 kapal di Asemdoyong, Mojo dan Ketapang masing masing 100 kapal yang tidak melaut. Bahkan di Tanungsari ada kapal kandas karna angin kencang terdorong ombak,tidak bisa di kendalikan, akhirnya posisi ke daerah yang dangkal. **