BREBES, smpantura – Brebes selama ini memang dikenal sebagai sentra penghasil telur asin di Indonesia. Bahkan, produk telur asin Brebes ini pasaranya kini tembus ke luar negeri. Meski demikian, sederet inovasi dilakukan para perajin telur asin.
Salah satunya, inovasi menyulap telur asih menjadi kerupu, dengan rasa yang enak dan renyah. Kerupuk telur asin ini, ternyata menjadi varian oleh-oleh asli Brebes, yang kini diburu pembeli.
Darto (58), warga Kampung Saditan Kelurahan Brebes, Kecamatan Brebes, merupakan pencipta kerupuk telur asin ini. Kerupuk telur asin ciptaannya ini dinamakan Sagatu. Inovasi cemilan ini, dirintis Darto sejak tahun 2015 lalu. Namun untuk menghasilkan kerupuk telur asin yang enak dan layak dipasarkan, Darto melakukan eksperiman hingga puluhan kali. Baru di tahun 2016, Darto mendapatkan komposisi Kerupuk Telur Asin yang pas, sehingga rasa gurih dan renyah bercampur di produknya ini.
“Awalnya saya coba bikin kerupuk telur asin sama temen saya berkali-kali. Setelah beberapa kali percobaan, baru ketemu resep yang pas. Alhamdulillah, banyak yang suka,” tutur Darto, Sabtu (24/8/2024).
Proses pembuatan kerupuk telur asin Sagatu ini, terbilang cukup unik dan membutuhkan kesabaran. Setelah tepung aci dan telur asin ini tercampur hingga menjadi sebuah adonan, kemudian didiamkan di dalam kulkas selama beberapa waktu. Setelah itu, adonan dijemur, dan lama penjemuran tergantung dari kondisi cuaca. Adanya proses penjemuran ini, menyebabkan proses pembuatan kerupuk asin ini mencapai 2-3 hari. Setelah semuanya siap, adonan kemudian diiris-iris membentuk seperti kerupuk dan digoreng.
“Perbandingan bahan baku yang saya gunakan ini, 1:10. Artinya, satu bungkus tepung aci digunakan untuk sepuluh telur asin. Telur asin yang saya gunakan juga asli telur asin Brebes,” ungkapnya.
Datangnya pndemi Covid-19, ternyata berdampak pada tingkat penjualan kerupuk telur asin. Omsetnya mengalami.penurunan drastis lantaran daya beli masyarakat jatuh. Selain itu, dipengaruhi juga munculnya banyak pesaing. Namun hal itu tidak membuat Darto patas semangat.
“Selama pandemi, penjualan memang menurun drastis. Jumlah. produksi juga menurun ya karena biasanya saya titipkan ke pusat oleh-oleh. Tapi kan selama pamdemi kan sepi yang ke situ,” terangnl Darto.
Kerupuk telur asin buatan Darto ini, ada dua varian. Yaitu, mentah dan matang. Untuk varian mentah, dijual Rp 25.000 per seperempat Kg, dan varian matang dibanderol Rp13.000 per bungkus.