Desalinasi Air Bersih, Terobosan 100 Hari Kinerja Luthfi-Yasin untuk Warga

Menurut Nyoman, air hasil teknologi desalinasi yang bisa dinikmati secara gratis, sangat membantu masyarakat penerima manfaat. Selama ini, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, paling tidak mengeluarkan uang Rp 300 ribu setiap bulan.

“Tentu pengeluaran masyarakat lebih besar akibat membeli air yang harus menggunakan kemasan-kemasan dalam skala kecil. Dan itu sudah berlangsung lama di masyarakat, terutama di masyarakat-masyarakat yang air tanahnya memang dalam kondisi asin,” jelasnya.

Nyoman mengapresiasi, langkah Pemprov Jateng yang mengajak Undip Semarang untuk menerapkan teknologi desalinasi. Hingga pertengahan tahun ini, rencananya akan direalisasikan teknologi desalinasi di tiga wilayah lagi. Ketiga wilayah itu adalah Desa Banjarsari, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Desa Banyutowo, Kecamatan Dukuh Seti, Kabupaten Pati, dan Desa Randusanga Kulon, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes.

“Secara komitmen dan secara administrasi sedang berproses. Mudah-mudahan nanti di Agustus lah sudah bisa terealisasi,” bebernya.

BACA JUGA :  Masyarakat Tegal Deklarasi Dukung Ahmad Luthfi Jadi Calon Gubernur Jateng

Nyoman berharap, program desalinasi yang sudah dimulai dari wilayah barat ke timur Jawa Tengah, bisa terus berlanjut karena memberi manfaat besar bagi masyarakat. Dia pun memberi apresiasi kepada PT Tirta Utama Jawa Tengah, Bank Jateng dan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Jateng yang telah berkolaborasi dalam mewujudkan desalinasi.

“Syukur-syukur lagi nanti (ada) privat sektor yang bisa menjadi bagian di dalam program ini. Ini kan program kemaslahatan buat masyarakat dan (air bersih) tidak bisa ditunda,” tutur dia.

Program desalinasi ini, sejalan dengan komitmen Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada air untuk memenuhi kebutuhan air bersih kepada masyarakat. Indonesia juga telah menetapkan target 100% akses air bersih di seluruh negeri pada 2045.

error: