SLAWI, smpantura – Dewan Pendidikan Kabupaten Tegal menilai Penilaian Akhir Sumatif (PAS) di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Tegal, dinilai kurang serius. Pasalnya, persiapan dalam menghadapi PAS tidak seserius saat persiapan Ujian Nasional (UN).
“Hasil pengamatan melalui monitoring Dewan Pendidikan ke beberapa sekolah saat penyelenggara PAS SMP, tidak se-serius UN. Ini dirasakan juga oleh beberapa guru dan kepala sekolah,” kata Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Tegal, Dr Saefudin yang juga Rektor IBN Tegal.
Dikatakan, perbedaan yang mencolok adalah persiapan peserta, keterlibatan orang tua, dan intervensi kepala sekolah serta guru. Ia mencotohkan semangat orang tua atau wali murid menambah jam belajar untuk pendalaman ke lembaga bimbingan belajar mapel UN, dinilai kurang. Intervensi Kepala Sekolah dan guru untuk berlomba-lomba meraih peringkat sepuluh besar juga dirasakan menurun.
“Dulu ketika evaluasi akhir pengajaran di sekolah dengan kebijakan UN, hampir setiap satuan pendidikan mengadakan ikhtiar batin melalui doa bersama atau istighasah dan upaya-upaya spiritualias lainnya. Saat ini, hampir tidak ada sekolah yang melakukan itu,” ujarnya.
Dr Saefudin menegaskan, jika hal ini tidak disikapi dengan serius akan menjadi preseden buruk terhadap kualitas pendidikan di Kabupaten Tegal. Peringkat akumulasi kualitas pendidikan Kabupaten Tegal pada 35 kabupaten/ kota di Jawa Tengah yang sudah mulai naik beberapa tahun terakhir ini, tidak mustakhil akan mengalami penurunan kembali. Dewan Pendidikan terus akan memonitor dan mendampingi kepala sekolah dan guru untuk tetap semangat meningkatkan kualitas dan pengajaran pada peserta didik.
“Perubahan kebijakan dan istilah pada evaluasi akhir satuan pendidikan, tidak mengurangi semangat tenaga pendidik dan kepala sekolah dalam menentukan garis tangan kesuksesan anak-anak didik untuk masa depan mereka,” pungkasnya. (T05-Red)