Dikeramatkan, Batu Kenteng Diduga Peninggalan Masa Megalitikum Dievakuasi ke Museum

BREBES, smpantura– Museum Purbakala Bumiayu, Brebes, mengevakuasi batu berbentuk mirip lesung, yang ditemukan di salah satu kebun milik warga Dukuh Sigombyang, Desa Sridadi, Kecamatan Sirampog.

 

Batu berukuran panjang 74 cm, lebar 41 cm, tinggi 36 cm, dan kedalaman lubang 30 cm tersebut, diduga merupakan peninggalan zaman Megalitikum. Evakuasi yang dilakukan pada Jumat (12/1) tersebut, dilakukan setelah pemilik kebun, Nur Khojim, menyerahkannya secara sukarela kepada museum.

 

Lokasi kebun yang berada di tengah sawah membuat proses evakuasi tak berlangsung mudah. Batu dengan bobot lebih dari 60 kilogram tersebut dievakuasi dengan cara ditandu menuju jalan sepeda motor, sejauh 500 meter. Setelahnya, diangkut dengan sepeda motor menuju jalur utama Dukuh Pakeleran – Sirampog. Dari lokasi ini, selanjutnya dibawa dengan angkutan umum menuju museum di Bumiayu.

 

Nur Khojim, mengatakan, benda yang disebut warga sebagai Watu Lumpang itu sudah ada sejak dirinya masih kecil.”Saya baru tahu itu peninggalan sejarah setelah berkenalan dengan pihak museum,” katanya.

BACA JUGA :  Pasar Gaib Pilang Kerep Semedo, Mitos Leluhur Menjadi Kenyataan

 

Selama ini, batu tersebut dibiarkan tergeletak begitu saja. Hingga sekarang, kondisinya diselimuti lumut tebal. Meski begitu, ada beberapa orang yang justru mengkeramatkan batu tersebut.”Itu (yang mengkeramatkan) orang dari luar desa,” katanya. Atas dasar itulah, Nur mengaku menyerahkannya kepada museum.”Agar bisa dirawat. Dan semoga bisa bermanfaat untuk ilmu pengetahuan,” ujarnya.

 

Kepala Museum Purbakala Bumiayu, Wildan Fadhlillah, mengatakan, mengapresiasi Nur Khojim yang telah menyerahkan batu tersebut kepada museum.

 

Menurutnya, temuan tersebut sudah dilaporkan ke Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X (Dulu BPCB Jateng-red) dan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).”Informasi yang kami dapat dari BPK X, temuan tersebut merupakan kenteng batu yang biasa digunakan untuk penampungan air,” kata Wildan. (T06_Red)

error: