Nantinya juga akan dibangun dua kolam retensi berukuran besar. Kolam retensi Terboyo luasnya hampir 189 hektare, bisa menampung 6 juta kubik air. Kemudian sebelahnya adalah Sriwulan, luasnya 28 hektare bisa menampung 1 juta kubik lebih. Kolam rentensi ini bisa menampung luapan air di wilayah Demak dan Kota Semarang.
Untuk penanganan jangka pendek, Gubernur Ahmad Luthfi telah menerjunkan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Jateng di lokasi rob. Masing-masing OPD bertugas sesuai tupoksinya. Misal, Dinas Pusdataru mencoba menyedot air genangan rob dan membuang ke sungai. Dinas PU Bina Marga memasang water barrier agar pengguna jalan tak jatuh di saluran air yang tergenang rob. Dinas Pendidikan membantu sekolah-sekolah yang terdampak rob. Selanjutnya ada juga Dinas Kesehatan yang turun langsung di masyarakat mengobati warga yang sakit melalui program Speling (Dokter Spesialis Keliling).
“Setelah saya turun dan OPD juga mendampingi masyarakat apakah rob nya terus berhenti? Tidak! Itu alam. Tapi upaya penanganan terus dilakukan,” katanya.
Langkah lain yang dilakukan adalah menanam mangrove melalui program Mageri Segoro. Tahun ini Ahmad Luthfi menargetkan penanaman 1,5 juta pohon mangrove.
Gubernur juga ngotot mendorong DPRD Jateng untuk merevisi Perda Air Tanah. Jika tak direvisi maka penurunan permukaan tanah bisa semakin parah. Ia menyebut, saat ini penurunan bisa mencapai 8-13 cm dalam setahun. Jika perda direvisi, maka masyarakat dan industri diarahkan menggunakan air SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum).
Di sisi lain, Pemprov Jateng juga telah bekerja sama dengan Undip dalam program desalinasi, yakni merubah air payau menjadi air tawar siap minum di wilayah pesisir. Berbagai upaya yang dilakukan Pemprov Jateng itu sebagai bukti kerja keras Gubernur Ahmad Luthfi untuk penanganan rob jangka pendek dan panjang. (**)