TEGAL, smpantura – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Tegal terus bergerak meningkatkan kualitas pendidikan nonformal dengan menggelar Bimbingan Teknis Kurikulum Pendidikan Kesetaraan di Ruang Rapat Setda Kota Tegal, Rabu-Kamis (6-7/8).
Dengan mengusung tema ‘Implementasi Kurikulum Pendidikan Non Formal/ Kesetaraan dengan Pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)’ kegiatan ini menitikberatkan pada bagaimana pamong belajar dan tutor bisa menciptakan proses pembelajaran yang bermakna, menyenangkan dan adaptif terhadap tantangan zaman.
“Kami ingin para pamong dan tutor mampu merancang kurikulum yang menggugah semangat belajar, tidak hanya menyampaikan materi, tapi juga menginspirasi,” ujar Kepala Seksi Kelembagaan dan Kesiswaan, Bidang P2PNF Disdikbud Kota Tegal, Senantiasa Haem.
Dalam bimtek ini, peserta dibekali tiga materi utama yang meliputi Implementasi Kurikulum Deep Learning oleh Yuniarti, dari BBPMP Jawa Tengah, Asesmen Deep Learning oleh Danik Cahyaningrum dan Perencanaan Pembelajaran oleh Daimatul Munajah, keduanya dari SKB Kota Tegal.
Sebanyak 30 peserta dari 12 lembaga pendidikan kesetaraan, termasuk Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan 11 Pusak Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Kota Tegal, ikut aktif menyimak dan berdiskusi dalam sesi-sesi yang digelar.
Namun, di balik semangat peningkatan kualitas pembelajaran, terselip tantangan besar yang masih dihadapi akan tingginya angka Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kota Bahari. Menurut data terakhir, tercatat ada 1.420 anak yang belum mengenyam pendidikan formal.
“Ini bukan sekadar angka, tapi masa depan generasi muda kita. Kami perlu strategi jangka panjang untuk mengatasi ini,” tegas Kepala Bidang P2PNF, Trismanto.
Sebagai salah satu upaya konkret, Pemkot Tegal kembali menggenjot program Sekolah Olih Ijasah (Sekoja) yang menyasar warga belajar dari berbagai jenjang. Tahun ini, ditargetkan menjangkau 75 peserta, terdiri dari 15 orang Paket A, 30 Paket B dan 30 Paket C.
Melalui Bimtek tersebut, diharapkan pendekatan deep learning bisa diterapkan secara nyata dalam proses belajar mengajar, sehingga tidak hanya membantu para tutor mengajar lebih baik, tapi juga memberi dampak langsung bagi para warga belajar, serta ikut menurunkan jumlah ATS di Kota Tegal. (**)