Slawi  

Ditemukan 2.731 Kasus TBC, Dinkes Kabupaten Tegal Akan Bentuk Desa Siaga Tuberculosis 

SLAWI, smpantura – Penyakit tuberculosis atau TBC, masih banyak ditemukan di Kabupaten Tegal. Pada tahun 2023 saja, dari target yang ditentukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sebanyak 2.430 kasus, sampai Agustus sudah ditemukan 2.731 kasus atau tercapai 112,4 persen.

Penderita, telah menjalani pengobatan TBC SO (sensitive obat). Dengan jumlah temuan sebanyak itu, Kabupaten Tegal menjadi daerah kedua tertinggi TBC di Jateng.

Kepala Dinas Kesehatan Ruszaeni menyampaikan, banyaknya kasus TBC yang ditemukan, salah satunya berkat kinerja para kader, yang terus bergerak dalam pencegahan dan  penanggulangan TBC.

Dengan banyaknya penemuan, maka penderita bisa segera diobati, sehingga diharapkan, Kabupaten Tegal dapat segera terbebas dari TBC.

“Untuk penemuan kasus TBC terbanyak di wilayah Kecamatan Adiwerna , Margasari dan Pangkah. Oleh karena itu, kami akan mencoba inovasi baru, dengan membuat desa siaga tuberculosis. Satu desa yang menjadi pilot project ini pencegahan dan penanggulangan TBC sehingga 100 persen pasien, yang batuk lebih dari dua minggu dapat dilakukan tes cepat molekuler (TCM),” jelas Ruszaeni, pada saat menghadiri acara pertemuan tindak lanjut komunitas dan pemangku kepentingan, jejaring DPPM (District Public Private Mix), untuk optimalisasi pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) terkait layanan TBC di Kabupaten Tegal, di ruang pertemuan Adhyasta Hotel Grand Dian Slawi, Selasa (5/9).

Pada acara yang digelar oleh SSR TBC, Komunitas GF-ATM Mentari Sehat Indonesia Kabupaten Tegal ini, Ruszaeni menyebutkan, saat ini ada delapan tempat pelayanan TCM TBC, yakni di enam Puskesmas, diantaranya Puskesmas Kedungbanteng, Bumijawa, Dukuhwaru, Kalibakung, Dukuhturi dan Adiwerna. Selain itu di dua RS yakni RSUD dr Soeselo Slawi dan RSUD Suradadi.

Berkat peran serta berbagai pihak, keberhasilan pengobatan (treatment success rate) TBC di Kabupaten Tegal pada tahun 2023 tercapai 88 persen.

BACA JUGA :  Antar Jemaah Haji ke Donohudan, Pemkab Tegal Siapkan 32 Bis

Dari jumlah penderita sebanyak 4.441 orang, yang menjalani pengobatan pada tahun 2022 sebanyak 88 persen diantaranya, 3.908 pasien berhasil dalam pengobatan.

Sementara itu, sebanyak tujuh persen putus berobat, empat persen meninggal dan satu persen gagal pengobatan.

Untuk pelayanan TB SO, tersedia di 29 Puskesmas, 11 RS (pemerintah dan swasta), 42 klinik swasta dan 166 dokter praktek mandiri (DPM).

Adapun pelayanan TBC RO (resisten obat) disediakan satu rumah sakit rujukan TBC RO, yakni RSUD dr Soeselo dan 29 Puskesmas Satelit TBC RO.

Sementara itu, Ketua SSR TBC Komunitas GF-ATM Mentari Sehat Indonesia, Abdul Ghofar Ismail menyebutkan, kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka penanggulangan dan pencegahan tuberculosis.

Menurut Ghofar, dengan 55 kader yang dimiliki SSR TBC Komunitas Mentari Sehat Indonesia , pihaknya melakukan pencegahan dan penanggulangan, di 18 kecamatan atau di 29 Puskesmas Kabupaten Tegal.

“Melalui kegiatan ini mengunjungi rumah ternotifikasi TBC dan sekitar rumah pasien ,” jelas Ghofar.

Jika kader menemukan kasus baru, dengan ciri-ciri penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis, maka pasien diarahkan berobat di Puskesmas/Faskes yang ada di Kabupaten Tegal.

Selanjutnya, akan dilakukan diagnosisi. Jika positif TBC, maka pasien akan dibantu dengan pendampingan minum obat selama enam bulan.

“TBC bisa disebarkan melalui droplet atau udara. Ciri-ciri orang TBC, seperti batuk berdahak/tidak berdahak selama dua minggu atau lebih. Ada ciri tambahan lainnya, seperti sesak nafas, dada sesak, berkeringat di malam hari, nafsu makan berkurang, dan berat badan turun,”sebutnya. (T04-Red)

error: