TEGAL, smpantura – DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jawa Tengah akan mempercepat proses relokasi bangkai kapal yang terbakar di kolam Pelabuhan Pelindo Tegal.
Hal itu mengemuka setelah jajaran HNSI mengikuti rapat koordinasi bersama Pemerintah Kota Tegal, TNI Polri dan unsur kemaritiman di Kantor Pelabuhan Pelindo, Sabtu (28/12/2024).
Ketua DPD HNSI Jawa Tengah, Riswanto mengimbau kepada para pemilik kapal untuk segera melaporkan ke posko terpadu di Kantor Pelindo maupun Paguyuban Nelayan Kota Tegal (PNKT).
Pasalnya, tim gabungan akan mengevakuasi bangkai kapal yang saat ini sudah padam, sehingga dapat memperlancar alur keluar masuk dan tidak menghambat aktivitas sektor perikanan.
“Pemilik-pemilik kapal kami berikan relaksasi. Apakah bangkai kapal itu akan dievakuasi secara mandiri atau diserahkan ke pemerintah maupun unsur kemaritiman. Sebab, masih ada komponen kapal yang memiliki nilai jual untuk meringankan beban kerugian,” ujar Riswanto.
Riswanto berpendapat bahwa pelabuhan di Kota Tegal, baik Pelabuhan Pelindo maupun Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tegalsari, sudah melebihi kapasitas.
Kondisi itu dianggap menjadi salah satu pemicu kebakaran yang tercatat sudah terjadi selama tiga tahun berturut-turut, tepatnya di tahun 2022, 2023 dan 2024.
“Secara umum memang pelabuhan di sini sudah tidak bisa menampung seluruh kapal yang ada di Kota Tegal. Hal yang bisa kita lakukan sejauh ini hanya antisipasi atau pencegahan melalui rakor di setiap kesempatan. Memang dibutuhkan penanganan khusus secara komprehensif, baik di tingkat kota, provinsi hingga pusat,” katanya.
Terkait kerugian, Riswanto menaksir rata-rata per unit kapal mampu mencapai Rp 1,4 miliar. Hal itu juga disesuaikan dengan ukuran kapal serta perbekalan yang tersedia.
“Ukurannya memang bervariasi. Ada juga yang sudah memuat perbekalan seperti bahan bakar solar. Jika ditaksir, per kapal bisa mencapai Rp 1,4 miliar,” pungkas Riswanto. **