Tegal  

DPPKBP2PA Gelar Sosialisasi dan Pembentukan Puspaga Tingkat Kecamatan

TEGAL, smpantura – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP2PA) Kota Tegal, menggelar sosialisasi dan pembentukan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) tingkat kecamatan, Kamis (9/2).

Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala DPPKBP2PA Kota Tegal, Mohamad Afin, Camat Tegal Selatan, Basuki Budi Santosa, Motivator ABCo Motivatindo Bogor, Aris Ahmad Jaya dan Tedi Kartino, serta peserta dari kader PKK maupun Karang Taruna.

Melalui sambutannya, Kepala DPPKBP2PA Kota Tegal, Mohamad Afin mengatakan, Puspaga telah menjadi pedoman standar pusat pembelajaran keluarga, dengan tujuan meningkatkan kualitas pengasuhan anak untuk mewujudkan kualitas keluarga.

Menurutnya, sebagai implementasi di tingkat wilayah, maka diperlukan Puspaga tingkat kecamatan, mengingat Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal sendiri, telah membentuk Puspaga Bahari Kota Tegal.

“Pembentukan ini merujuk pada Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2022 tentang Perlindungan Anak,” jelasnya.

Lebih lanjut Afin menjelaskan, pada Pasal 26 Ayat 1, orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak. Termasuk menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya.

Tak terkecuali, para orang tua juga wajib mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak dan memberikan pendidikan karakter serta penanaman nilai budi pekerti pada anak.

BACA JUGA :  Smart Classroom Dialokasikan Rp 18,5 Miliar

“Melalui Puspaga ini, negara hadir untuk membantu meningkatkan kehidupan keluarga yang berkualitas. Baik dalam bentuk program pendidikan atau pengasuhan, keterampilan menjadi orang tua dan melindungi anak, kemampuan meningkatkan partisipasi anak dalam keluarga maupun penyelenggaraan program konseling bagi anak dan keluarga,” tegasnya.

Sementara itu, Motivator ABCo Motivatindo Bogor, Aris Ahmad Jaya menyampaikan materi tentang saling menghargai. Seperti halnya anak-anak mengalami kenakalan luar biasa, karena mereka dianggap tidak dihargai di keluarganya.

Aris juga mengajak para peserta sosialisasi untuk bisa menghargai setiap proses yang dilalui anak-anak. Layaknya sebuah permainan atau game, yang selalu memberikan penghargaan kepada pemainnya saat menyelesaikan sebuah misi.

“Manusiakanlah manusia di sekitarmu, maka mereka akan memanusiakanmu. Begitu juga dengan anak-anak kita. Kenapa mereka bisa kecanduan game. Karena game selalu menghargai sebuah proses, dengan memberi bintang misalnya. Jika bintangnya tidak full, maka bisa mengulang tanpa mengumpat,” pungkasnya. (T03-Red)

error: