“Pendidikan karakter tidak bisa sepenuhnya daring. Misalnya olahraga atau pembiasaan bangun pagi, itu harus dilaksanakan secara nyata, bukan virtual,” jelasnya.
Fikri Faqih berharap, penguatan pendidikan karakter melalui tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat bisa menjadi pondasi untuk menghadapi era digital tanpa meninggalkan nilai-nilai dasar. (**)