Aspirasi juga datang dari kelompok srikandi ojol. “Kami perempuan juga bekerja, sering narik malam hari. Kami butuh perlindungan agar lebih aman,” ucap seorang pengemudi perempuan. Ada pula yang menyoroti bantuan sosial.
“Saya janda sejak 2010, tapi tak pernah tersentuh bansos atau PKH. Mohon Bapak Gubernur bisa turun tangan,” katanya.
Selain itu, ada tuntutan soal tarif ojol, perlindungan jangka panjang, hingga permintaan agar BPJS Ketenagakerjaan ditanggung pemerintah.
Menanggapi aspirasi tersebut, Gubernur Ahmad Luthfi mengatakan, forum sarasehan ini digelar untuk menyerap suara para driver.
“Forum ini dalam rangka kita mendengar aspirasi yang harus kita serap. Ke depan saya tidak ingin kumpul begini lagi hanya untuk membahas permasalahan yang sama,” ujarnya.
Gubernur juga menekankan pentingnya tertib administrasi, khususnya SIM. “Kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan kematian lebih banyak daripada pembunuhan. Itu sering berawal dari pelanggaran, salah satunya SIM. Maka SIM yang mati harus didata dan didaftarkan lagi,” tegasnya. (**)