Slawi  

Drumband dan Gerobak Sound Keliling Desa Bangunkan Sahur

Aktivitas Warga Dukuhringin Selama Bulan Ramadhan

SLAWI, smpantura – Bulan Ramadhan sangat dinantikan para muslim di dunia. Tak hanya karena banyak pahala dan berkahnya, namun ada beberapa tradisi yang hanya dilakukan saat bulan suci Ramadhan. Salah satunya tradisi membangunkan orang sahur yany berbeda-beda di tiap wilayah.

Di Desa Dukuhringin, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, tradisi membangunkan orang sahur agaknya menjadi unik dan menarik. Pasalnya, warga berlomba-lomba dengan berbagai kreasi musik sesuai dengan keahlian masing-masing.

Sedikitnya ada dua kelompok yang tiap malam selama bulan Ramadhan, berkeliling membangunkan warga untuk sahur. Kelompok pertama dari anak-anak Pondok Pesantren Attolibiyah yang berlokasi di RT 08 RW 03. Anak pondok binaan Habib Agil Al Attas sekitar 7-10 orang, berkeliling kampung dengan menggunakan drumband. Mereka berkeliling sejak pukul 02.30 WIB hingga menjelang Imsak. Mereka melantunkan lagu-lagu sholawat dan lagu religi lainnya.

Hal serupa juga dilakukan kelompok gerobak sound sistem dari warga Dukuhringin. Mereka berkelompok menggunakan gerobak yang berisikan sound sistem aktif, dengan berbagai lagi. Baik sholat, kasidah, dangdut, pop dan lainnya. Kelompok ini berkeliling dengan sekitar 10 orang lebih.

“Ada beberapa kelompok warga yang rutin tiap tahun berkeliling membangunkan orang sahur. Mereka tanpa komando dan arahan dari desa atau pihak lainnya, berkeliling desa membangunkan orang sahur,” kata Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dukuhringi, Panji Pramustika Adhi saat ditemui Jumat (7/3).

Kegiatan warga Dukuhringin selama bulan Ramadhan cukup padat, dari mulai tarawih, tadarus, kuliah subuh dan membangunkan warga sahur. Kegiatan membangunkan orang sahur dilakukan sejak lama, karena turun temurun dari orang-orang sebelumnya. Kondisi itu tidak membuat warga bergejolak, karena sudah menjadi tradisi warga Dukuhringin.

BACA JUGA :  Bupati dan Forkopimda Ziarahi Makam Pendiri Kabupaten Tegal

“Sejauh ini, warga tidak ada masalah. Bahkan, orang non muslim juga tidak ada komplain,” kata Panji.

Aktivitas membangunkan sahur merupakan salah satu agenda rutin santri Ponpes Attolibiyah. Agenda tahunan yang bergilir di para santri itu, agenda rutin tiap bulan puasa yang tetap dipertahankan Ponpes Attolibiyah. Selain pengajian rutin dan kajian lainnya, mereka juga secara sukarela membangunkan warga dengan membawa alat drumband.

“Para santri ini tiap bulan puasa keliling warga Dukuhringin untuk membangunkan sahur dengan drumband. Sangat keras memang, tapi warga merasa terbantu dengan adanya drumband sahur,” kata Panji.

Ketua RW 4 Desa Dukuhringin, Andi menuturkan, inisiatif warga untuk membangunkan sahur tidak ada paksaan. Mereka juga bersemangat untuk ikut muter dan membawa gerobak sound.

“Ini turun temurun sejak lama. Kami hanya meneruskan dan belum ada yang komplain saat gerobak sound keliling kampung,” ujarnya.

Ditambahkan, kegiatan membangunkan sahur memang baik, karena banyak warga saat tidak dibangunkan akan ketiduran. Padahal, di setiap sahur ada berkah tersendiri bagi yang ikut sahur. Apalagi, membangunkan orang sahur, maka pahalanya juga besar.

“Tiap malam Ramadhan mulai pukul 02.30 WIB sudah mulai muter,” pungkasnya. **

error: