“Sejauh ini, warga tidak ada masalah. Bahkan, orang non muslim juga tidak ada komplain,” kata Panji.
Aktivitas membangunkan sahur merupakan salah satu agenda rutin santri Ponpes Attolibiyah. Agenda tahunan yang bergilir di para santri itu, agenda rutin tiap bulan puasa yang tetap dipertahankan Ponpes Attolibiyah. Selain pengajian rutin dan kajian lainnya, mereka juga secara sukarela membangunkan warga dengan membawa alat drumband.
“Para santri ini tiap bulan puasa keliling warga Dukuhringin untuk membangunkan sahur dengan drumband. Sangat keras memang, tapi warga merasa terbantu dengan adanya drumband sahur,” kata Panji.
Ketua RW 4 Desa Dukuhringin, Andi menuturkan, inisiatif warga untuk membangunkan sahur tidak ada paksaan. Mereka juga bersemangat untuk ikut muter dan membawa gerobak sound.
“Ini turun temurun sejak lama. Kami hanya meneruskan dan belum ada yang komplain saat gerobak sound keliling kampung,” ujarnya.
Ditambahkan, kegiatan membangunkan sahur memang baik, karena banyak warga saat tidak dibangunkan akan ketiduran. Padahal, di setiap sahur ada berkah tersendiri bagi yang ikut sahur. Apalagi, membangunkan orang sahur, maka pahalanya juga besar.
“Tiap malam Ramadhan mulai pukul 02.30 WIB sudah mulai muter,” pungkasnya. **


