BATANG, smpantura – Dua Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra, M.A., M.Phil. dan Prof. Dr. Sangidu Asofa, M.Hum berkesempatan memberikan tausiyah kepada seluruh santri Pondok Modern Tazakka, baru-baru ini.
Turut hadir dalam agenda sore itu Al-Ustadz Andri Rosadi, Lc., M.Hum., M.A., Ph.D., dosen Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Acara yag digelar di Masjid Az-Zaky ini dipandu langsung oleh Pimpinan Pondok Modern Tazakka, KH Anizar Masyhadi, M.A.
Dalam sambutan pembukaannya, K.H. Anizar Masyhadi, M.A. menyampaikan rasa syukur atas kehadiran para tamu istimewa yang berkenan memanfaatkan kunjungannya untuk memotivasi santri. Anizar menekankan pentingnya kehadiran para tokoh dan akademisi seperti para guru besar sebagai inspirasi bagi santri untuk meraih masa depan yang gemilang.
”Siapa yang tidak kenal UGM? Semua orang Indonesia mengenal UGM dengan kedalaman intelektualnya. Dan alhamdulillah sore ini kita dikunjungi oleh guru-guru besar dari salah satu universitas terbaik di Indonesia ini,” ujarnya.
Anizar juga mengingatkan, santri hari ini, yang usianya di kisaran 15 sampai 18 tahun, kelak akan menjadi pemimpin dan generasi emas Indonesia pada tahun 2045, saat Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaannya. Dirinya juga berharap santri mampu melanjutkan studi ke universitas terbaik, baik di dalam maupun luar negeri.
”Siapa yang ingin nanti lanjut ke UGM? Angkat tangan!,” serunya, disambut antusiasme dari para santri dan tepuk tangan dari Prof. Heddy dan Prof. Sangidu.
Anizar menambahkan, kehadiran dua guru besar dari UGM bertujuan untuk memberikan motivasi dan wawasan baru bagi para santri Pondok Modern Tazakka. Dengan perpaduan nilai moral pesantren dan semangat akademik yang mereka tanamkan, diharapkan santri mampu menjadi generasi pemimpin yang berkontribusi besar bagi bangsa dan agama.
Sementara itu, Prof Dr Heddy Shri Ahimsa Putra, mengawali tausiyahnya dengan mengapresiasi kebersihan, kerapian, dan nilai-nilai moral yang diterapkan di Pondok Modern Tazakka.
”Kunjungan ini menjadi pengalaman berharga bagi kami. Meskipun baru pertama kali, kesan saya pondok ini bersih, rapi, indah, sejuk dan nyaman untuk belajar,” tuturnya.
Beliau kemudian menekankan pentingnya menghargai waktu, mengutip Surat Al-Asr sebagai pengingat bahwa waktu adalah aset yang sangat berharga. Prof. Heddy juga berbagi pengalaman pribadi tentang pentingnya disiplin waktu, termasuk kisahnya terlambat dua menit untuk janji dengan profesor di Amerika dan tidak diterima.
Tidak heran jika beliau mengingatkan semua santri untuk mengelola waktu dengan membuat jadwal harian dan memastikan prioritas mereka jelas. Sementara itu, Prof Sangidu menyoroti perpaduan antara pendidikan pesantren dan pendidikan akademik. Dirinya memuji basis moral yang kokoh dari santri Pondok Modern Tazakka, yang menurutnya dapat menjadi modal besar dalam pengembangan intelektual.
”Pesantren ini sudah memberikan landasan moral yang kokoh. Tinggal bagaimana akademik ini dikembangkan lebih lanjut,” ujarnya.
Prof Sangidu juga menyampaikan kekaguman terhadap kombinasi nilai-nilai pesantren dan pendidikan tinggi yang dapat mencetak pemimpin masa depan yang berakhlak mulia dan cerdas.
”Di UGM, kami masih kurang dalam basis moralitas. Anda memiliki kombinasi yang luar biasa antara dunia pesantren dan dunia perguruan tinggi,” tuturnya. **