Misalnya saja lauk daun singkong yang direbus dan baru dimasak selama satu jam. Bahan yang digunakan meliputi cabai merah, bawang merah dan bawang putih, gula jawa, santan dan garam.
Sambal yang dibuat Mba Evi juga unik. Selain pedas, sambal dari nasi gudeg Mba Evi juga memiliki cita rasa unik karena lebih berani menggunakan garam dan terasi.
Sedangkan gudeg, Mba Evi biasa mengolahnya selama kurang lebih selama sembilan jam, yakni terhitung jam 12.00 siang hingga jam 21.00 malam.
Selain Gudeg Mba Evi, masyarakat Kota Bahari juga bisa menikmati gudeg ala-ala Pantura di Jalan Setiabudi, Kota Tegal, tepatnya di depan Kantor DPC PDI Perjuangan, Kota Tegal.
Dengan gerobak bertuliskan ‘Gudeg Yogya Bu Mar’, nasi gudeg yang ditawarkan di sini cenderung ke arah gudeg kering.
Nasi gudeg Yogya ‘Bu Mar’, dikelola oleh Oentong Hermawan (45), yang tidak lain adik ipar dari Mba Evi.
Bapak dari empat anak ini, menyajikan masakan gudeg dengan resep turun temurun dari keluarga.
Harga satu porsi gudeg yang dijual sama, yakni Rp 15.000.
Baik Mba Evi maupun Oentong, sepakat untuk menyajikan nasi gudeg dengan cita rasa masakan khas Pantura. Silahkan mencoba. (T03_Red)


