BATANG, smpantura – Durian Kawe milik Yanu Andria, petani dari Pecalungan menjadi pemenang pada Festival Buah Nasional Durian dan Alpukat Kabupaten Batang. Festival digelar Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) itu, bertujuan mencari varietas buah durian dan alpukat terbaik dan dijadikan pohon induk untuk dibudidayakan.
“Kami mengapresiasi Dispaperta, menggelar festival Buah Nusantara kali pertama kali di Batang, antusiasnya sangat bagus. Setelah mencicipi beberapa jenis durian, ternyata durian lokal Kabupaten Batang rasanya enak, manis, dan legit,”ujar Pj Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki seusai membuka acara.
Dia menuturkan, kebanggaannya karena durian lokal Kabupaten Batang bisa bersaing dengan durian yang sudah terkenal saat ini. Karena itu pemenangnya dijadikan pohon indukan.
“Selain itu mendapatkan sertifikasi dan diperbanyak, sehingga hasilnya akan diperkenalkan sebagai varietas buah lokal resmi Kabupaten Batang. Saya berharap Festival Buah Nusantara diusahakan setiap tahunnya dan dikembangkan lagi dengan berbagai inovasi dan kreasi baru,”tuturnya.
Kepala Dispaperta Batang, Susilo Heru Yuwono mengatakan, petani antusias mengikuti festival buah itu dengan 29 peserta buah durian dan 20 alpukat. Tujuan adanya kontes buah, untuk mencari buah varietas unggulan lokal yang akan disertifikasi dan diberi nama oleh Penjabat (Pj) Bupati Batang sebagai pemenangnya nanti,
“Ke depan durian dan alpukat itu akan dikembangkat. Tidak usah memilih buah yang mahal, paling tidak harga itu Rp50 ribu per buah bisa menikmati durian yang lezat. Tidak hanya dinikmati oleh orang menengah keatas saja, tetapi semua kalangan bisa merasakannya,” jelasnya.
Ketua Komunitas Batang Agro Kreatif, Tri Yanuar Hadiprasetya, mengatakan melalui berbagai penilaian dewan juri sepakat menjadikan durian bernama “kawe” milik petani, Yanu Andria, juara festival durian Buah Nusantara. Alasan karena rasa luget, manis yang luar biasa, dan ketebalan dagingnya. Serta bentuknya yang dibilang “Semok Depan Semok Belakang” (SDSB), mendapat nilai yang istimewa dari para juri, sedangkan juara kedua, Sumi dari Bandar dan ketiga, Abdul dari Bandar.
Dewan Juri menetapkan Alpukat “Awe”, milik Eko Arif, petani dari Wonotunggal menjadi pemenangnya, karena bentuknya bulat sempurna, rasanya manis luget gurihnya. Juara kedua diraih Tri Makno, dari Subah dan juara ketiga diraih Aditya, dari Sempu Limpung.
“Setelah mendapatkan sertifikat, memudahkan varietas unggulan untuk dikenal hingga luar daerah. Sertifikat durian dan apel, memastikan keaslian jenis serta kualitas buah untuk menghindari ketidaksesuaian antara nama dan jenis durian ketika di pasaran.”
Pemerhati durian dari Yayasan Durian Nusantara, Dr Ir Mohammad Reza menerangkan, untuk mengetahui kualitas durian dapat dirasakan dari manis 15 persen, lemak 10 persen, dan pahit 5 persen. Jadi apabila ada durian yang rasa pahitnya lebih dominan artinya kualitasnya rendah.
“Justru kalau tidak ada rasa pahitnya, nilainya rendah. Jadi untuk mendapatkan nilai yang baik harus ada keseimbangan yakni bertekstur lembut dan diimbangi sedikit rasa pahit.”(P02-Red)