Ketua Komunitas Batang Agro Kreatif, Tri Yanuar Hadiprasetya, mengatakan melalui berbagai penilaian dewan juri sepakat menjadikan durian bernama “kawe” milik petani, Yanu Andria, juara festival durian Buah Nusantara. Alasan karena rasa luget, manis yang luar biasa, dan ketebalan dagingnya. Serta bentuknya yang dibilang “Semok Depan Semok Belakang” (SDSB), mendapat nilai yang istimewa dari para juri, sedangkan juara kedua, Sumi dari Bandar dan ketiga, Abdul dari Bandar.
Dewan Juri menetapkan Alpukat “Awe”, milik Eko Arif, petani dari Wonotunggal menjadi pemenangnya, karena bentuknya bulat sempurna, rasanya manis luget gurihnya. Juara kedua diraih Tri Makno, dari Subah dan juara ketiga diraih Aditya, dari Sempu Limpung.
“Setelah mendapatkan sertifikat, memudahkan varietas unggulan untuk dikenal hingga luar daerah. Sertifikat durian dan apel, memastikan keaslian jenis serta kualitas buah untuk menghindari ketidaksesuaian antara nama dan jenis durian ketika di pasaran.”
Pemerhati durian dari Yayasan Durian Nusantara, Dr Ir Mohammad Reza menerangkan, untuk mengetahui kualitas durian dapat dirasakan dari manis 15 persen, lemak 10 persen, dan pahit 5 persen. Jadi apabila ada durian yang rasa pahitnya lebih dominan artinya kualitasnya rendah.
“Justru kalau tidak ada rasa pahitnya, nilainya rendah. Jadi untuk mendapatkan nilai yang baik harus ada keseimbangan yakni bertekstur lembut dan diimbangi sedikit rasa pahit.”(P02-Red)


