Festival Wong Gunung upaya Nyata Merukunkan dan Menjaga Budaya Lokal

PEMALANG, smpantura – Ribuan warga dari berbagai wilayah tumpah memadati lapangan desa Pulosari untuk menyaksikan prosesi kirab ageng banyu panguripan yang merupakan puncak dari acara Festival Wong Gunung satu dekade yang digelar selama tiga hari berturut-turut.

Prosesi kirab ageng banyu panguripan di awali dengan kirab budaya yang dilakukan dengan berjalan kaki dari kantor Kecamatan Pulosari menuju lapangan desa yang berjarak sekitar 200 meter. Kirab diikuti Bupati dan Wakil Bupati Pemalang beserta istri bersama dengan Forkopimda, Forkopimcam, para Kades se Kecamatan Pulosari, para pendekar pembawa obor dan peserta lainnya.

Sesampai di lapangan, (arena panggung) dilakukan serah terima obor dari perwakilan pendekar kepada Wakil Bupati Pemalang Nurkholes untuk selanjutnya diserahkan kepada Bupati Pemalang Anom Widiyantoro. Obor tersebut kemudian diletakkan pada tempat yang sudah disediakan. Selain sebagai simbol semangat masyarakat Kecamatan Pulosari yang berkobar, obor tersebut disimbolkan sebagai penerang dalam kegelapan.

BACA JUGA :  574,70 Kilometer Jalan di Pemalang harus Dilakukan Pemeliharaan Rutin

Diatas panggung, acara dilanjutkan dengan launching Rencana Pembangunan Kawasan Pedesaan (RPKP) Kecamatan Pulosari yang ditandai dengan pemukulan kentongan secara serempak oleh Bupati dan Wakil Bupati beserta istri, Forkopimda, Forkopimcam, para Kades dan ditutup dengan doa.

Dalam sambutannya, Bupati Anom menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh masyarakat Kecamatan Pulosari, khususnya kepada Camat, Panitia dan para Kepala Desa di Kecamatan tersebut serta semua pihak yang telah menyukseskan festival wong gunung tahun ini yang sudah bekerja keras, guyub, rukun kompak melaksanakan kegiatan festival wong gunung. Menurut Bupati, kegiatan tersebut menjadi bukti nyata bahwa Pemalang khususnya di Kecamatan Pulosari bisa guyub rukun dalam melaksanakan budayanya.

error: