Brebes  

Fosil Gajah Purba Sinomastodon Bumiajuensis Dipamerkan di Museum Nasional Indonesia

BREBES, smpantura – Pameran bertajuk “Indonesia: The Oldest Civilization on Earth? 130 Years After Pithecanthropus Erectus”, saat ini sedang berlangsung di Museum Nasional Indonesia.

Selain memamerkan tengkorak manusia purba Homo erectus S-17 yang ditemukan di Sangiran, Jawa Tengah, pameran yang diadakan Kementerian Kebudayaan ini, juga menampilkan fosil fauna purba.

Salah satunya adalah
fosil rahang gajah purba Sinomastodon bumiajuensis. Fosil gajah purba tersebut merupakan koleksi dari Museum Purbakala Bumiayu, Brebes.

Fosil rahang Sinomastodon bumiajuensis ditemukan pada tahun 2016 oleh anggota Yayasan Pustaka Alam Bumiajuensis (dulu bernama kelompok pelestari Buton).

Spesies ini dikenal sebagai gajah purba tertua yang mencapai Pulau Jawa berdasarkan penemuan fosil di lapisan geologi tertua. Nama spesies ini diambil dari lokasi penemuan, yakni wilayah Bumiayu.

Ketua Yayasan Pustaka Alam Bumiajuensis sekaligus Kepala Museum Purbakala Bumiayu, menyatakan rasa bangga atas keterlibatan koleksi museum lokal dalam pameran berskala nasional tersebut.

Menurutnya, pameran yang akan berlangsung hingga 20 Januari ini menjadi langkah penting dalam mengenalkan kekayaan sejarah dan geologi lokal kepada publik yang lebih luas.

“Kami merasa sangat bangga dan terhormat bahwa salah satu koleksi kami dapat dipamerkan di Museum Nasional Indonesia. Ini bukan hanya pengakuan terhadap pentingnya Situs Bumiayu, tetapi juga kesempatan besar untuk mempromosikan Museum Purbakala Bumiayu sebagai pusat penelitian dan edukasi fosil purba,” ujar Wildan.

BACA JUGA :  Pilkada Serentak Brebes: Pj Sekda Brebes Sutaryono Soroti Partisipasi Pemilih di Kecamatan Tonjong

Menurutnya, keterlibatan Museum Purbakala Bumiayu dalam pameran ini dapat membawa dampak positif terhadap pelestarian dan pengembangan museum lokal.

Karena itu, ia berharap pameran ini dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap sejarah purba dan mendorong lebih banyak kunjungan ke Museum Purbakala Bumiayu.

“Kami berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya pelestarian warisan geologi dan sejarah, serta mendukung pengembangan museum-museum lokal seperti Museum Purbakala Bumiayu. Dengan meningkatnya kunjungan, kami bisa terus mengembangkan fasilitas dan program edukasi untuk generasi mendatang,” imbuhnya.

Pameran ini dibuka langsung oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon pada 20 Desember. Menurutnya, pameran ini merupakan upaya untuk memperkuat identitas bangsa melalui jejak-jejak sejarah purba. Kehadiran fosil-fosil seperti Sinomastodon bumiajuensis diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mendalami dan melestarikan sejarah. **

error: