Brebes  

Gawat! 70 Persen Sawah Irigasi di Desa Pruwatan Beralih Jadi Tadah Hujan

BREBES, smpantura – Sebanyak 70 persen dari sekitar 700 hektare sawah irigasi teknis di Desa Pruwatan, Kecamatan Bumiayu, Brebes, beralih menjadi lahan tadah hujan. Hal ini disebabkan lima bendung pertanian yang menjadi sumber irigasi, tidak berfungsi karena rusak.

“Luas sawah irigasi di Desa Pruwatan ada sekitar 700 hektare. Dari jumlah itu, sekitar 70 persennya beralih fungsi menjadi lahan tadah hujan karena tidak terlayani air,” kata Kades Pruwatan, Rasiman.

Lima bendung sumber irigasi, yang saat ini kondisinya rusak, yaitu, Bendung Alang-Alang, Bendung Nutug atau Sarifah, Bendung Aren, Bendung Jembat dan Bendung Kedungdinding.“Dari lima bendung tersebut, hanya Bendung Alang-Alang yang berfungsi meskipun tidak maksimal,” ungkapnya.

Menurut Rasiman, kerusakan bendung tersebut sudah berlangsung lama. Bahkan ada yang sudah lebih dari lima tahun. Usulan perbaikan ke pemerintah sudah disampaikan berulang.“Setiap tahun kami mengusulkan perbaikan bendung pertanian,” kata Rasiman.

BACA JUGA :  Daftarkan Bacaleg, Partai Hanura Gelar Kenduri di Kantor KPU

Pihaknya berharap, kondisi pertanian di desanya bisa mendapatkan perhatian dari pemerintah. Sebab, hal tersebut menyangkut perekonomian warga.”Waktu bendung irigasi normal, petani bisa tanam padi tiga kali dalam setahun. Kondisi sekarang, petani tidak bisa turun ke sawah,” katanya.

Tokoh masyarakat, sekaligus petani desa setempat, Badarusyamsi, mengatakan, pertanian di desanya sedang tidak baik baik saja. “Bisa di bilang desa kami krisis bendung irigasi,” kata Badar.

Badar berharap, pemerintah desa terus proaktif mengusulkan perbaikan bendung kepada pemerintah. Begitupula pemerintah kabupaten, aktif melobi pemprov maupun pusat untuk menangani kerusakan infrastruktur pertanian di wilayahnya.

”Perlunya langkah konkret dan  koordinasi antarinstansi untuk mengatasi masalah ini sebelum lebih banyak lagi lahan pertanian menjadi tidak produktif dan dialihfungsikan menjadi daratan atau perumahan. Ini tentu tidak baik untuk ketahanan pangan kita,” kata Badar.(T06_Red)

error: