Slawi  

Gelar Istighosah di Guci, Kepala Dinas Porapar : Sistem Parkir Obyek Wisata Guci Harus Ditata

SLAWI, smpantura – Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Tegal bersama paguyuban pedagang dan pelaku usaha di kawasan Guci menggelar istighosah di lokasi kecelakaan bus pembawa rombongan ziarah dari Tangerang Selatan, Jumat (12/5) pagi.

Istighosah dipimpin oleh Ustad Nur Kholis juga dihadiri sesepuh Guci H Dakot, Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Tegal, Kepala UPTD Pengelolaan Obyek Wisata, Kapolsek dan Danramil , Kepala Desa Bojong dan Bumijawa, Adm KKPH Pekalongan Barat, Kepala Resort BKSDA Pemalang dan KBO Samapta Polres Tegal.

Dalam istighosah tersebut, mereka memohon kepada Allah Swt agar semua yang bersemayam di Guci diberi keselamatan dan mendapat keberkahan. Selain itu agar musibah di tempat itu tidak terulang.

” Semoga ikhtiar dhohir kita pagi ini membawa ridho Allah Swt, sehingga apa yang kita mohonkan bisa terwujud,” ujar Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata, Akhmad Uwes Qoroni.

Dengan kejadian yang memakan 37 korban, dua diantaranya meninggal dunia, Uwes menegaskan juga akan dilakukan ikhtiar lahir.

Mulai tahun ini dan tahun depan akan mengupayakan penataan Guci lebih baik lagi, diantaranya kondisi jalan, jembatan dan penerangan.

“Kita harapkan Guci menjadi tempat wisata yang benar-benar bisa melayani masyarakat dengan lebih baik,” tutur Uwes.

Dalam jangka pendek, kata dia, akan dilakukan penataan sistem parkir. Kendaraan besar seperti bus dilarang naik lagi di posisi yang berbahaya dan berisiko tinggi.

” Karena Guci ini kondisinya berbukit-bukit.Nah kita desain agar sistem.parkir tertata baik,” sebutnya.

Sejak Kamis (11/5) telah dipasang papan peringatan di area Pasar Guci bahwa bus dilarang naik lagi setelah Pasar Guci.

“Jadi Pasar Guci titik tertinggi untuk busdan kendaraan besar tapi untuk kendaraan kecil boleh dengan catatan kondisinya aman,” sebutnya.

BACA JUGA :  Warga Dua Desa Pertanyakan Legalitas Pengelola Pancuran 13 Guci

Uwes menyebutkan, hasil pemeriksaan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), bahwa kekuatan rem masih berfungsi.Bus tersebut bisa menampung beban 17 ton (berat bus, penumpang dan barang).

“Keterangan kemarin berat bus dan penumpang di atas bus 13 ton.Kekuatan rem tangan 17 ton. Masih ada speleng empat ton, dan dengan kondisi kemiringan 18 derajat. Tapi kemarin setelah dicek, beban tetap 13 ton , berarti hand rem kuat, tapi kemiringan 28 derajat,” jelas Uwes.

” Sistem parkir kita harus ditata dan semua harus nurut.Karena apa? Sisi kemiringan ikut berpengaruh, ” tegasnya.

Selain itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Polres Tegal dan Dishub untuk menertibkan moda transportasi yang bergerak di Guci seperti Gojek dan Shuttle, benar- benar transportasi yang memenuhi standar keselamatan.

Pembinaan terhadap seluruh stakeholder pengelola di Guci juga akan dilakukan, supaya bisa melayani masyarakat dengan baik.

” Karena ini sebuah sistem. Ketika sistem.parkir berdiri sendiri, tidak melibatkan mereka, tidak bisa.Kita harus komprehensif,” ungkapnya.

Lebih lanjut,kata Uwes, juga akan dilakukan perbaikan sarana prasarana.”Jalan, lokasi parkir kita utamakan. Untuk jembatan dan penerangan juga diusulkan,” imbuhnya.

Uwes menambahkan, mengingat Guci merupakan kawasan yang luas. Pintu retribusi akan direlokasi ke tempat strategis.

“Kami sudah survei di bawahnya Taman Anggrek. Disitu ada laham yang datar dan itu menjadi tempat retribusi dengan enam gate otomatis,sehingga akan mengurai kemacetan di saat weekend atau libur nasional ,” tuturnya.

Untuk jangka panjang akan dibuat d sub terminal wisata.Pihaknua sudah menemukan dua lokasi, yakni di Dukuh Tere dan lokasi yang dikenal Tempe Ireng milik Pemkab Tegal seluas 7.000 meter persegi. (T04-Red)

error: