Gen Z Jangan Mau Diperbudak Teknologi

Oleh : Dosen Teknik Komputer Politeknik Harapan Bersama, Ida Afriliana, ST, M.Kom, IPU

Generasi Z atau yang dikenal Gen Z sangat dekat dengan teknologi digital. Jumlah interaksi Gen Z dengan gawai lebih banyak daripada berinteraksi secara sosial. Jika berkumpul dengan teman atau saudara pun tetap masih memperhatikan gawai dibandingkan ngobrol dengan lawan bicara.

Inilah yang terjadi era saat ini, teknologi menjadi fokus utama dibandingkan dengan sosialisasi, sehingga tidak heran jika anak Gen Z berkumpul, mereka akan larut dalam kegiatan masing-masing dengan gawainya.

Era digitalisasi, otomatisasi dan artificial intelligence sekarang ini menjadikan Gen Z telah dapat menjawab pertanyaan bersifat pembelajaran ataupun segala hal dapat diperoleh hanya dengan scroll layar handphone.

Tetapi jika menghadapi masalah yang berhubungan dengan sosial, Gen Z sudah hampir tidak memiliki daya juang ataupun biasa disebut dengan mental strawberry.

BACA JUGA :  Layar Ora Usah Wedi Maring Ombak

Saat GenZ menghadapi ejekan atau yang sekarang lebih dikenal dengan bullying, ataupun kendala komunikasi, tak jarang mereka menyelesaikan dengan jalur potong kompas, seperti tidak mau berkomunikasi lagi, makin larut dengan gawainya hingga ingin mengakhiri hidupnya.

Padahal teknologi tadinya diciptakan untuk memudahkan komunikasi dan memperluas jaringan informasi, tak kenal jarak dan waktu, tapi tidak berarti menggantikan kedudukan komunikasi interaktif dengan manusia lain, karena pada hakikatnya kita adalah makhluk sosial.

Menghadapi Society 5.0
Saat ini digitalisasi telah merambah ke segala lini kehidupan. Tak lepas dari peran kita bagaimana menyikapi atas fasilitas kehidupan informasi yang semakin canggih, bagaimana menghadapi Society 5.0 dengan kehidupan yang saling terhubung perangkat teknologi.

error: