TEGAL, smpantura – Duta baca Indonesia, Heri Hendrayana Harris atau lebih dikenal dengan nama pena Gol A Gong, melakukan safari literasi. Salah satunya dengan mengunjungi Kota Tegal, Sabtu (15/10) kemarin.
Pria asal Purwakarta itu juga memenuhi undangan Ketua TBM dan Ketua Forum Perpustakaan Sekolah/ Madrasah Indonesia (FPSMI) Jawa Tengah, Dr Yusqon.
Menurut Gol A Gong, menulis itu mudah dan jangan pernah menganggap menulis itu sulit. Awali dengan gemar membaca, kemudian wujudkan dengan karya tulisan, baik cerpen, puisi, ataupun karya tulis lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, dirinya turut mengapresiasi karya tulis yang dibukukan oleh pegiat literasi di Tegal. Seperti di antaranya, Cerita Dibalik Layar, Kentong Kitir Untuk Indonesia dan buku berjudul Ketika Lelah Berbalut Ikhlas.
Sederet karya yang dibukukan itu berisi tentang kisah-kisah inspiratif yang sangat luar biasa, serta antologi puisi yang patut diapresiasi.
“Saya sangat bangga dengan karya-karya tersebut, semoga akan terus termotivasi untuk berkarya. Apapun bisa menjadi karya tulisan, jika kita ada kemauan untuk menulis,” ujarnya.
Apalagi di era sekarang, lanjut Gol A Gong, zaman semakin canggih dengan didukung media sosial (medsos) yang beragam. Menurutnya, setiap orang bisa membuat tulisan menarik, yang juga bisa dipublikasikan melalui medsos.
Sementara itu, Ketua FPSMI Jawa Tengah, Dr Yusqon menjelaskan, buku Cerita Dibalik Layar merupakan kumpulan karya tulis inspiratif dari penulis yang tergabung dalam Forum Lingkar Pena (FLP).
Kemudian, buku antologi puisi Kentong Kitir Untuk Indonesia yang ditulis budayawan dan penggiat literasi, Atmo Tan Sidik, berisi puisi-puisi luar biasa.
Sedangkan buku berjudul Ketika Lelah Berbalut Ikhlas, merupakan karya Kepala SMP Negeri 7 Kota Tegal, Ries Murdiani, yang mengangkat perjuangan dirinya dalam mendirikan TBM di kawasan Terminal Tegal.
“Karyanya keren-keren dan patut diapresiasi. Semoga karya yang telah dibukukan ini bisa menjadi inspirasi bagi orang lain,” ungkap Dr Yusqon.
“Saya sangat mengapresiasi para penulis tersebut, dengan harapan karyanya yang telah dibukukan ini bisa menjadi inspirasi bagi orang lain,” ungkap Dr Yusqon.
Atmo Tan Sidik salah seorang penggiat literasi dan budayawan Kota Tegal menuturkan, menulis itu mudah dan menulis itu hebat.
Dengan penerbitan buku-buku tersebut, diharapakan akan terus memotivasi penulis-penulis Tegal untuk terus berkarya. (T03-Red)