Slawi  

Goresan Tinta Dapat Mempersatukan Anak Bangsa

SLAWI, smpantura – Pondok Tahfidh Yanbu’ul Quran 5 Tegal yang berlokasi di Jalan Garuda 143 Desa Bumiharja, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal, menjadi tuan rumah Gerakan Santri Menulis (GSM) Saresahan Jurnalistik Ramadan Suara Merdeka 2024, Selasa (19/3/2024).

Kegiatan yang diikuti 63 santriyah kelas 7 dan 8 ini berlangsung di Asrama 2 Yanabiul Furqon.

Acara yang digelar Suara Merdeka Network (SMN) dengan sejumlah pihak dibuka oleh Kabag Kesra Abdul Basith mewakili Penjabat Bupati Tegal Agustyarsyah.

Dalam sambutannya, Pemkab Tegal memberikan apresiasi atas terselenggaranya Gerakan Santri Menulis di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Quran 5 Tegal.

“Inilah bagian dari cara kita merawat persatuan dan kesatuan, mengikat kebersamaan dalam bingkai semangat kegotong-royongan untuk mengatasi berbagai persoalan kebangsaan yang tidak ringan seperti halnya disintegrasi sosial,” tuturnya.

Sebagai santri terdidik dan terpelajar, melalui gerakan ini dapat membangun narasi kebangsaan yang menyatukan, bukan memecah belah, yang selalu mengedepankan persamaan bukan malah mempertajam perbedaan.

Basith menuturkan, kegiatan jurnalistik adalah bagian yang tidak terpisahkan dari dunia informasi dan pendidikan.

Menurutnya, pesantren mempunyai peran penting dalam dunia pendidikan dan menjadi filter dari budaya yang tidak sesuai dengan tradisi bangsa, yang dapat memecah persatuan dan kesatuan bangsa.

“Berjuang di negeri ini tidak hanya mengangkat senjata, tapi melalui goresan tinta kalian untuk menghasilkan karya-karya terbaik yang memotivasi anak bangsa, yang mempersatukan bukan memecah belah, karena musuh kita yang sesungguhnya adalah kebodohan dan kemiskinan,” sebutnya.

Kepada peserta, Abdul Basith berharap, melalui karya jurnalistik yang dihasilkan para santriyah ini, dapat ikut mewarnai dunia pemberitaan di media sosial agar lebih bermutu, obyektif dan santun.

Wakil Pemimpin Redaksi Suara Merdeka Rukardi menururkan, tahun ini Gerakan Santri Menulis sudah mencapai 30 tahun sejak digelar pertama kali pada tahun 1994.

BACA JUGA :  Personel PPA Satreskrim Jadi Korban Penganiayaan Usai Patroli MalamĀ 

Alasan diselenggarakannya GSM di Ponpes karena ingin mengajar menulis dan menularkan ilmu kepada para santri.

” Santri tugasnya belajar mencari ilmu dari Allah Swt, yang disebarkan Kanjeng Nabi, sahabat dan ulama.Santri pelanjut ilmu Kanjeng Nabi,” tuturnya.

Rukardi mengatakan, membaca dan menulis merupakan perintah Allah Swt kepada manusia yang tercatat dalam surat Alaq.

Manfaat menulis, kata Rukardi, selain melatih otak untuk selalu bekerja, juga melatih seseorang berpikir terprogram. Menulis juga membuat kita abadi.

Sementara itu, Ketua Yayasan Nur Fathon Agus Subandi menyampaikan terima kasih kepada Suara Merdeka yang telah menggelar Gerakan Santri Menulis 2024 di Ponpes tersebut.

“Diharapkan santriyah disini bisa menuangkan pikirannya ke dalam tulisan. Dengan literasi yang baik, akan membentengi para santriyah dari konten-konten negatif yang ada di medsos,” sebutnya.

Dalam acara itu, Redaktur Suara Merdeka, Saronji memaparkan Jurnalistik Vlog dilanjutkan dengan Fahmi Zulkarnain Mardizansyah memaparkan Teknik Menulis Dasar Jurnalistik Populer. Para santriyah tak memanfaatkan kesempatan itu untuk bertanya tentang jurnalistik dan pengalaman menarik para jurnalis Suara Merdeka saat bertugas meliput.

Humas Marimas Lantip Waspodo pada kesemapatan tersebut memperkenalkan produk Marimas juga mengajak santriyah mengelola sampah plastik menjadi ecobrick botol.

Hadir dalam kegiatan tersebut Kasi Pendidikan Diniyah dan Ponpes Kemeterian Agama Kabupaten Tegal, A Syaifuddin Zuhri, Wakil Ketua 4 Baznas Kabupaten Tegal, H Syafiq Zuhri, Koordinator Pendidikan Ponpes Tahfidh Yanbu’ul Quran 5 Tegal, Achmad Chairon, Kepala SMP Tahfidh Yanbu’ul Quran 5 Tegal, Badruzaman serta para pengajar dan pengasuh Ponpes. (T04-Red)

error: