Brebes  

GSM di Ponpes Al Bukhori, Dorong Kreativitas Santri Berkarya

Menurut dia, santri sejak zaman dulu, awal pendirian pondok pesantren, majelis taklim, tujuannya adalah mendidik dan bukan sekedar mengajar. Artinya, di ponpes itu tidak hanya terjadi transfer ilmu, tetapi juga ada transfer karakter dan kepribadian. “Inilah yang membedakan pondok dengan pendidikan di lembaga lain,” sambungnya.

Hal senada dikatakan Pj Bupati Brebes, Urip Sihabudin. Dia mengatakan, Pemkab Brebes mengapresiasi GSM yang dilaksanakan Suara Merdeka tersebut. Kegiatan itu menjadi bagian penting agar karya-karya bidang agama yang dihasilkan oleh santri bisa bermunculan. Karya-karya santri itu sekarang sangat dibutuhkan. Apalagi saat ini di Brebes tercatat ada sebanyak 40.000 santri. “Jika setiap lima santri bisa menghasilkan karya, tentu akan banyak, dan bisa bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, inklusifitas santri dangan penting. Artinya, dengan banyak karya dari santri juga akan membuka tabir kemampuan dan potensi para santri. “Ke depan, kami berharap gerakan menulis di pondok ini juga bisa dikembangkan kepa ustad. Sehingga mereka bisa melatih anak-anak didiknya cara menulis. Kemudian motifasi menulis juga perlu ditingkatkan kepada satri,” terangnya.

BACA JUGA :  Siswa Kelas 2 SD Kedungoleng Dikeluarkan Karena Ini

Sementara itu, Wakil Pimpinan Redaksi Suara Merdeka, Rukardi mengatakan, GSM dilaksanakan semata-mata untuk mengungkapkan rasa cinta kepada santri. Selain membaca, salah satu tugas santri adalah menulis. Karena itu, keberadaan Suara Merdeka hanya sebagai memicu. “Kegiatan GSM ini di tahun 2023 sudah menginjak tahun ke-29, dan itu akan terus dilaksanakan Suara Merdeka ke depannya. Semoga ini bisa menjadi wadah amal jariah Suara Merdeka dan berkah bagi kita semua,” pungkasnya. (T07_red).

error: