Dijelaskan, Jawa Tengah mencatat pertumbuhan ekonomi triwulan I 2025 sebesar 4,96%. Angka kemiskinan per Maret juga turun menjadi 9,48%. Sementara Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jateng naik menjadi 73,87.
Investasi juga menunjukkan tren positif. Total investasi pada triwulan pertama mencapai Rp 21,85 triliun, terdiri dari PMA sebesar Rp 14,08 triliun dan PMDN Rp 7,77 triliun. Inflasi pun relatif stabil di angka 2,20%.
“Triwulan I investasi yang masuk 21,85 T membuka padat karya 97 ribu masyarakat kita, dan ini data dari BPS lengkap,” ucapnya.
Sebagai informasi, Rancangan APBD Perubahan Provinsi Jateng yang disepakati meliputi proyeksi kenaikan pendapatan daerah sebesar Rp 88,4 miliar, dari sebelumnya Rp 24.486.526.112.000 menjadi Rp 24.574.934.505.000. Proyeksi kenaikan ini bersumber dari pendapatan rumah sakit atau Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan pendapatan asli daerah lain-lain yang sah.
Sementara belanja daerah secara keseluruhan juga bertambah sebesar Rp 303,1 miliar, dari sebelumnya Rp 24.848.826.112.000 menjadi Rp 25.151.948.182.000. Belanja daerah tersebut digunakan untuk berbagai kegiatan prioritas. Di antaranya program speling, program infrastruktur, program pendidikan, dan penanggulangan kemiskinan seperti perbaikan RTLH dan bantuan sosial.
“Semoga Allah meridhoi pengabdian kita dan bermanfaat untuk masyarakat kita, dalam rangka membangun Jawa Tengah maju, berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045,” ucap Luthfi. (**)