KARANGANYAR, smpantura – Berawal dari keprihatinan atas kasus keracunan makanan pada siswa penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG), seorang guru di Karanganyar berinovasi menciptakan aplikasi pendeteksi dini makanan berbasis Android bernama Save Eat Smandakara.
Aplikasi ini dirancang untuk menilai kelayakan makanan melalui foto dan ulasan, sehingga membantu mencegah terjadinya kasus keracunan di lingkungan sekolah.
Penemu aplikasi deteksi makanan ini adalah Taufik Mulyadi, guru ekonomi SMA Negeri 2 Karanganyar. Dia terdorong membuat aplikasi Save Eat Smandakara untuk menghindari agar siswa tidak terdampak keracunan makanan.
“Aplikasi ini berfungsi untuk mendeteksi kelayakan makanan secara visual. Sehingga, harapannya peristiwa keracunan makanan dapat dihindari,” jelas Taufik kepada media, Kamis, 16 Oktober 2025.
“Saya prihatin, banyak terjadi kasus keracunan pada siswa, termasuk di Karanganyar. Dari situ saya mencoba membuat aplikasi sederhana ini, untuk membantu mendeteksi makanan layak atau tidak dikonsumsi,”imbuhnya.
Taufik menjelaskan, cara kerja aplikasi ini mengidentifikasi dari foto makanan yang dimasukkan ke aplikasi tersebut. Selanjutnya, akan ada ulasan seperti apakah makanan atau botol makanan atau minuman berlendir dan lain sebagainya.
Hasil akhirnya, aplikasi akan memberikan rekomendasi apakah makanan tersebut layak makan atau tidak. Sehingga, makanan tidak perlu disentuh atau diicipi terlebih dulu.
“Kalau rekomendasi aplikasi tidak layak makan. Maka tim akan berkoordinasi apakah program makan itu dilanjutkan apa tidak sebaiknya,” tandasnya.
Seperti diketahui, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen, sangat gencar menyukseskan program unggulan Presiden Prabowo ini. Gubernur gerak cepat mendorong semua SPPG wajib memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).


