Setelah pembekalan yang disampaikan dalam dua metode kegiatan (Luring dan Daring), masuk pada puncak kegiatan bernama Seminar Hasil. Di kegiatan itu, perwakilan kelompok guru mempresentasikan rancangan pembelajaran yang telah mereka buat.
Sesi tersebut cukup seru. Terutama saat dibuka sesi tanya jawab. Peserta berjibaku mempertahankan metode pembelajaran dan kreativitasnya. Sedangan para dosen dan peserta dari kelompok lain, mencoba mengayunkan sejumlah pertanyaan cukup kritis dan tajam. Komunikasi dua arah itu, menunjukkan antusiasme tinggi para peserta dalam mengadopsi metode pembelajaran baru yang mereka peroleh.
“Harapan saya, pembelajaran IPA dapat kian relevan dengan kehidupan nyata siswa. Antara lain, melalui pengembangan bahan ajar, dan proyek berbasis kearifan lokal. Sehingga ilmu sains terasa dekat dan bermakna. Saran saya, guru perlu didukung dengan pelatihan, sumber belajar kontekstual, serta kolaborasi dengan masyarakat lokal. Ini agar integrasi IPA dan budaya daerah dapat lebih optimal,” terang Anik Syafrida, salah satu peserta dari SMP Negeri 3 Brebes.(**)