Brebes  

Hadapi Pemilu 2024, Relawan Patroli Cyber Brebes Dikukuhkan

BREBES, smpantura – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Brebes, menggelar Pengukuhan dan Deklarasi Relawan Patroli Cyber (RPC) Kabupaten Brebes, di King Royal Hotel Brebes, Pekan lalu.

Relawan ini disipakan Bawaslu Brebes untuk menghadapi Pemilu tahun 2024, dengan melibatkan kalangan mahasiswa, Dinkominfotik Brebes dan Kepolisian setempat.

“Relawan ini bertugas melakukan pengawasan konten internet seperti konten hoax atau berita-berita palsu, ujaran kebencian dan politisasi suku, agama, ras dan agama (Sara),” kata Ketua Bawaslu Kabupaten Brebes, Trio Pahlevi melalui Komisioner Bawaslu, Rudi Raharjo, Selasa (12/12).

Dia mengatakan, Pihak Bawaslu Brebes juga melibatkan mahasiswa dari sejumlah kampus di Brebes. Di antaranya, mahasiswa Universitas Peradaban, UMUS, Institut Agama Islam Al Hikmah 1 Benda, STAI Al Hikmah 2, STAI Brebes, STIE Widya Manggalia, Stikes Brebes, STIMIK Muhammadiyah, AKPER Al-Hikmah 2 Benda, UPS Tegal, Media dan anggota RPC Bawaslu Provinsi Jawa Tengah.

“Kegiatan ini mengikutsertakan kaum muda yang tergolong sebagai Generasi Z. ini agar Pendidikan Pengawas Partisipatif (P2P) yang merupakan program Bawaslu RI bisa tercapai,” jelasnya.

Menurut Rudi, pada Pemilu tahun 2024 akan diikuti oleh 60 persen generasi muda. Untuk itu, generasi muda diharapkan bersama-sama melakukan pengawasan khususnya di dunia digital.

BACA JUGA :  Lagi, Tiga Parpol Daftarkan Bacaleg ke KPU Brebes

Sebagaimana diketahui bersama Generasi Z ini yang paling dekat dengan dunia internet baik media sosial ataupun platform lainnya.

“Perlu dipahami bahwa potensi pelanggaran Pemilu Tahun 2024 ini bukan hanya di dunia nyata, namun di dunia maya maupun dunia digital pun sangat berpotensi adanya pelanggaran. Misalnya saja informasi hoax, politisasi SARA, ujaran kebencian dan kampanye hitam melalui dunia maya. Maka inilah salah satu dasar kita melaksanakan kegiatan hari ini,” katanya.

Kabid Komunikasi dan Kehumasan Dinkominfotik Kabupaten Brebes, Dian Kurnianto mengatakan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar masyarakat terhindar dari informasi hoax.

Di antaranya, lanjut Dian, yang bisa dilakukan dengan mencermati judul berita, hati-hati jika mengandung provokatif, lihat dari mana sumber berita dan jangan langsung membagikan informasi kepada orang lain.

“Penyebaran hoax dan disinformasi terkait Pemilu ditemukan di berbagai media sosial, hoax Pemilu dapat menurunkan kualitas demokrasi. Hoax, berpotensi memecah belah persatuan bangsa. Pemilu yang seharusnya jadi pesta demokrasi terkikis integritasnya, serta menimbulkan ketidakpercayaan antar warga bangsa hanya karena ulah hoax,” pungkasnya. (T07-Red)

error: