Halal Bihalal IKBT-BA Berlangsung Rahat, Bahas Isu Strategis hingga Peningkatan Usaha

JAKARTA, smpantura – Memanfaatkan momentum akhir bulan Syawal, Ikatan Keluarga Besar Tegal Bahari Ayu (IKBT-BA) Jabodetabek, menggelar Halal Bihalal (HBH) di Aula Pushansiber Cyber Operation Center (COC) Kementerian Pertahanan RI, Jakarta Selatan, Sabtu (27/5).

Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Dewan Penasihat IKBT-BA, Laksdya (Purn) Dr Ir Harjo Susmoro, Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, Anggota DPR RI Dapil Jateng 9, Dr Dewi Aryani, Menteri Pertanian periode 2009-2014, Dr Suswono, Wali Kota Jakarta Selatan, Munjirin dan sejumlah pejabat.

HBH yang juga dihadiri sekitar 600 tamu undangan dari 73 paguyuban, mengangkat tema ‘Dengan Halal Bihalal Bersama IKBT-BA Kanca Batiran, Rukun, Guyub, Seduluran Selawase’.

“Hadir perwakilan 73 paguyuban dari berbagai unsur masyarakat dan profesi, seperti Ikasma, Pandawa Lima, Kowarteg, Kowantara, Warteg Kharisma, Mamoka, Bahari, Nasi Ponggol Anggerina, Kupat Glabed Hj Kasidah, pedagang kaki lima atau kelontong hingga aktris dan lainnya,” kata Ketua Umum IKBT-BA, Dr Tafakurrozak.

Menurut Rozak, demikian dia akrab disapa, setelah melakukan ibadah puasa selama 30 hari, diharap mampu membawa hikmah dan meningkatkan ketakwaan serta keimanan.

Termasuk tetap menjaga perbuatan baik, karena sesungguhnya kebaikan sangatlah dicintai Allah SWT.

“Menyingkirkan batu di jalan, akan dicatat untuknya suatu kebaikan. Apalagi kalau kita bahu membahu dalam hal kemanusiaan,” sebutnya.

Untuk itu dengan adanya kegiatan Halal Bihalal, Rozak berharap persaudaraan atau paseduluran warga Tegal di Jabodetabek semakin kokoh.

Adanya IKBT-BA, bisa menjadi wadah yang meneguhkan kebersamaan, kerukunan, kekeluargaan, dan persaudaraan warga Tegal, baik di daerah maupun saat di perantauan.

“Semoga kita tetap bisa melestarikan tradisi-tradisi Tegal dan memberi kontribusi positif baik perkembangan ekonomi, sosial, budaya, pariwisata, kewirausahaan, industri, pertahanan, ketahanan, keamanan, serta menjadi perekat kehidupan dalam bermasyarakat,” pungkasnya.

Sementara, Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Muzani menyampaikan, keberadaan warga Tegal di Jakarta, yang identik dengan Warung Tegal (warteg) saat ini mulai bergeser, baik bergeser posisi wartegnya maupun posisi orangnya.

BACA JUGA :  Pemain, Pelatih dan Suporter Persab Brebes Doa Bersama Bagi Korban Tragedi Kanjuruhan

Bahkan, saat ini warteg semakin banyak dan apik, lampunya terang benderang, warnanya cerah, lantainya berkilau dan kacanya bersih.

“Warteg sekarang lampune mentereng, warnane ngejreng, ubine melong-melong, kacane kinclong dan yang terpenting kantonge jangan sampai bolong,” ujar Muzani dengan dialek Tegal.

Warteg yang menjadi bisnis UMKM mulai banyak menarik pemodal maupun investor. Selain warteg, warga Tegal, saat ini juga mulai banyak yang berinovasi menjual bakso, ketoprak, gado-gado dan mi ayam.

Termasuk pula tidak sedikit warga Tegal, yang menempati posisi-posisi penting di pemerintahan dan BUMN. Hal itu menjadi keharusan zaman atau perjalanan zaman.

“Meski orang Tegal diidentifikasi dengan warung Tegalnya, tapi yang paling penting bagaimana orang Tegal di manapun berada, dia tetap menjunjung tinggi adat istiadat, memainkan peran pergaulan dan memberi peran yang besar bagi bangsa dan negara,” tegasnya.

Senada disampaikan anggota DPR RI Dapil Jateng 9, Dr Hj Dewi Aryani yang juga menjabat salah satu pembina baru di IKBT-BA, dengan memberikan apresiasi berbagai kegiatan yang telah di laksanakan baik berupa kegiatan sosial maupun lainnya.

Sebagai bentuk dukungan, pihaknya menyatakan siap untuk membantu membuka peluang peningkatan usaha terutama bagi paguyuban warteg, pedagang martabak, ketoprak hingga warung kaki lima.

“Kita upayakan kerja sama dengan berbagai elemen penghasil pangan di Tegal, untuk menyuplai bahan pangan yang menjadi bahan dagangan, seperti bahan sembako hingga protein hewani sampai sayuran,” sebutnya.

Ide itu lanjut Dewi, untuk menguatkan para petani, nelayan, peternak dan penghasil pangan lainnya di Tegal, sehingga semakin menguatkan pasar di Jabodetabek melalui para paguyuban yang selama ini belanja di pasar induk.

“Jadi mereka bisa langsung membeli dari hasil teman-teman kita di Tegal, sehingga saling memberikan manfaat dan mensejahterakan,” tutupnya. (T03-Red)

error: