Dijelaskan, memasak keong sawah tidaklah sulit. Tutut biasanya dari penjual sudah dipecahkan buntutnya agar daging yang didalam cangkang cepat matang dan bumbu juga meresap. Sebelum dimasak, keong direndam terlebih dahulu dengan air bersih sekitar 1-2 jam. Setelah direndam, cuci bersih keong sawah agar lumpurnya hilang.
“Setelah itu, rebus dengan air selama 15 menit. Tujuannya agar lendir yang ada di Tutut hilang,” kata Nova.
Setelah direbus selama 15 menit, lanjut dia, air rebusan dibuang diganti dengan air yang bersih. Diupayakan, air melebihi jumlah keong yang akan direbus. Setelah itu, masukan bumbu-bumbu untuk memberikan rasa lezah dan gurih. Bumbu yang digunakan, yakni bawang merah, bawang putih, lombok merah (kalo mau pedes bisa tambahkan rawit sesuai selera), kunyit, jahe, dan lengkuas. Bumbu-bumbu tersebut diiris-iris agar kandungannya keluar dan meresap ke daging keong.
“Tambahkan juga sereh, daun salam, dan daun jeruk. Untuk bumbu tabur, yakni garam, gula pasir dan penyedap rasa,” bebernya.
Menurut Nova, setelah semua bumbu masuk dibiarkan hingga air mendidih. Setelah air mendidih, masukan parutan kepala secukupnya. Keong dan bumbu-bumbu tersebut direbus selama 30-40 menit. Setelah itu, keong diangkat dan didinginkan. Masakan lezat ini bisa dimakan dengan cara mencukil daging keong dengan tusuk sate atau bahan lainnya yang aman untuk mengambil daging keong.
“Bisa juga dimakan dengan nasi atau dimakan terpisah untuk cemilan berbuka puasa,” ujarnya.
Menurut Positive Deviance Resource Centre, keong sawah mempunyai kandungan protein 12 persen, kalsium 217 mg, rendah kolesterol, 81 gram air dalam 100 gram keong sawah, dan sisanya mengandung energi, protein, kalsium, karbohidrat, dan phosfor. Selain itu, tutut juga mempunyai kandungan vitamin A, E, niacinniacin dan folat, karenanya bisa dijadikan makanan alternatif pengganti protein hewani, selain nikmat harganya juga murah. **