Harga Naik, Kuota Solar di TPI Tanjngsari Ditambah

PEMALANG – Kuota solar bersubsidi di Solar Pocket Dealer Nelayan (SPDN) Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tanjungsari, Kabupaten Pemalang sejak terjadi kenaikan harga, ditambah. Kuota solar bersubsidi di SPDN tersebut sebelumnya hanya sekitar 160 Kilolter per bulan, setelah kenaikan harga kuotanya menjadi 248 kiloliter per bulan, sejak adanya kenaikan harga.

“Memang pemerintah pusat telah memutuskan untuk menaikkan harga solar bersubsidi untuk nelayan di seluruh Indonesia, sejak bulan September lalu. Harga solar bersubsidi untuk nelayan sebelumnya hanya Rp 5.150 per liter sedangkan harga usai kenaikan menjadi Rp 6.800 per liter, kenaikannya lumayan terasa,” ujar Ahmad Tibrani Kepala SPDN Tanjungsari, kemarin.

Ia mengatakan, kenaikan harga solar bersubsidi terjadi pada saat musim panen ikan atau produksi ikan sedang meningkat. Dengan kondisi tersebut terjadi kenaikan solar tidak menimbulkan gejolak yang siginifikan dikalangan nelayan. Khusus di TPI Tanjungsari para nelayan menerima keputusan pemerintah itu, meskipun ada keberatan tetapi lambat laun mereka ikut penyesuain harga itu. Stok solar bersubsidi untuk nelayan Tanjungsari tidak pernah kekurangan artinya kebutuhan selalu tercukupi. Bahkan dengan adanya kebijakan kenaikan harga juga dibarengi dengan penambahan jumlah kuota untuk SPDN Tanjungsari. Pemerintah pusat mengambil kebijakan tersebut sudah melalui perhitungan yang matang dan sudah dikaji jauh jauh hari. Artinya kebijakan tersebut sudah diperhitingkan nilai positif dan negatifnya sehingga kebijakan menaikan harga solar diputuskan. Kebutuhan solar bagi nelayan Tanjungsari, untuk nelayan dengan kapal mini pursin kisaran 150 liter per hari. Kapal mini pursin di Tanjungsari jumlahnya sekitar 40 unit kapal, sedangkan kapal jenis gillnet, timlo net dan nylon ada 900 kapal dengan konsumsi BBM sekitar 60 liter per hari.

BACA JUGA :  KPU Pemalang Gelar Sosialisasi dan Simulasi Pencoblosan di Rutan 

“Dengan adanya kenaikan harga solar beberapa bulan lalu, bisa dikatakanya tidak terjadi gejolak yang signifikan, artinya nelayan ikut menyesuaikan kebijakan itu. Pada hari pertama pemberlakukan harga baru untuk solar bersubsidi sempat ada sedikit protes dari nelayan, tetapi hal tersebut tidak berlarut larut dan langsung reda,” ujar Abul Hasan Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Pemalang.

Ia mengatakan, nelayan hanya bisa mengikuti kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah, walaupun protes tidak akan merubah keputusan yang ada. Nelayan saat ini lebih gokus dalam melaut untuk mencari ikan, sebab beberapa minggu lalu mereka tidak melaut sebab kondisi cuaca ektrem. Namun dalam beberapa hari terakhir mereka sudah mulai melaut meskipun hasil tangkapannya belum maksimal, sebab pasca paceklik kondisi belum normal.(T08-Red)

error: