SLAWI, smpantura – Walaupun bentuknya kecil, hewan ini sangat berbahaya bagi manusia. Bahkan, banyak korban nyawa berjatuhan akibat gigitan hewan satu ini. Di Kabupaten Tegal, sebanyak 682 kasus di tahun 2022 dan tertinggi sepanjang 9 tahun terakhir.
Gigitan nyamuk aedes aegypti menyebabkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Penderita DBD biasanya akan mengalami gejala berupa nyeri hebat, terutama pada tulang dan persendian yang terasa seolah-olah patah.
“Trend kasus DBD terjadi dibulan Desember hingga April, karena hingga April masih menyisakan genangan air hujan,” kata Bagian Epidemiologi Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, Bagus Johan Maulana, beberapa waktu lalu.
Dikatakan, kasus DBD di Kabupaten Tegal dalam 9 tahun terakhir, mencapai puncaknya di tahun 2022 sebanyak 682 kasus. Di tahun 2023, yakni 383 kasus dan di tahun 2024 sebanyak 325 kasus dan meninggal dunia 3 orang.
“Tahun ke tahun mengalami penurunan. Kami tetap diupayakan agar kasus terus mengalami penurunan,” tegas Bagus Johan Maulana.
Keberhasilan Pemkab Tegal, lanjut dia, untuk menekan angka DBD tak lepas dari upaya sosialisasi menggunakan 3 indikator. Indikator pertama yaitu Incidence Rate (angka kejadian), kedua Case Fatality Rate (angka kematian) dan Angka Bebas Jentik Nyamuk (ABJ).
“Kami menghimbau kepada warga masyarakat untuk melakukan tindakan PSN, yakni pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M plus,” himbaunya.
Dibeberkan, 3M plus yakni menguras bak mandi atau kolam 1 minggu sekali, karena siklus nyamuk dari bertelur hingga menjadi nyamuk dewasa membutuhkan waktu 1 minggu. Selain itu, menutup bak air dan mendaur ulang barang bekas yang menampung air dan plusnya, yakni dengan perlindungan maksimal.
“3M plus, plusnya yakni cegah gigitan nyamuk dengan obat nyamuk baik lotion, bakar maupun semprot. Serta gunakan baju maupun celana panjang karena nyamuk aktif menghisap darah di waktu pagi pukul 07.00-10.00 dan sore hari pukul 16.00-18.00,” terang Bagus.
Selain itu, tambah dia, penyuluhan pada masyarakat terkait DBD juga gencar dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal melalui puskesmas-puskesmas, bahkan masyarakat yang membutuhkan bubuk abate disediakan gratis oleh puskesmas. **