Tegal  

Hidup Lebih Bermakna dengan Mensyiarkan Agama Islam di Terminal

TEGAL, smpantura – Menekuni profesi sebagai penyuluh agama Islam, menjadi pilihan Hj. Darsiti, S.Ag, yang telah mengabdi sejak tahun 2009 hingga sekarang. Wanita yang memiliki latar belakang guru agama ini semakin fokus dan mencintai profesinya untuk mensyiarkan agama Islam.

Seperti yang dilakukan Hj. Darsiti, selama kurang lebih sembilan tahun, dengan memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat di lingkungan di Terminal Kota Tegal, Jawa Tengah.

Setiap hari Jumat, mulai pukul 09.00 WIB hingga selesai, ibu tiga anak ini selalu menyempatkan diri untuk mensyiarkan agama Islam kepada penghuni terminal, mulai dari pedagang asongan, sopir, kernet, agen tiket bus hingga petugas penjaga toilet.

Keluar dari zona nyaman, begitu kiranya diungkapkan Darsiti, saat ditemui di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) setempat, Rabu (3/4) siang.

Dia mengaku tidak hanya memberi pencerahan agama Islam di majelis taklim dan instansi-instansi saja, melainkan juga merambah ke terminal yang notabene jarang tersentuh dakwah oleh para mubaligh.

Dengan bersilaturahmi ke Pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Sakila Kerti, Dr Yuswon di akhir 2015 silam, Darsiti secara bertahap mampu mengentaskan penghuni terminal yang termarjinalkan.

Selama mengajar kepada para santri yang mayoritas berusia lebih tua darinya, Darsiti banyak mendapatkan keberkahan. Dia mengaku hidup terasa lebih bermakna ketika hadir dan memberi pencerahan di terminal.

“Rasa untuk selalu bersyukur, terharu, bangga hingga menjadi seperti bagian dari keluarga, benar-benar saya rasakan di terminal. Hal ini yang tidak pernah saya dapatkan di tempat lain selama menjadi penyuluh,” jelasnya.

Dengan melakukan pendekatan dari hati ke hati, Darsiti perlahan bisa mengajak para penghuni terminal untuk belajar mengaji, wudu, salat, kultum hingga memainkan rebana. Namun, kesemuanya itu juga dibangun dengan pendekatan sosial, seperti bersama-sama menggelar kegiatan keagamaan dan hari besar nasional.

BACA JUGA :  Faruq Ibnul Haqi Terpilih Wali Kota Tegal Versi LSI

Bahkan, tak jarang Darsiti harus masuk dalam urusan pribadi setiap penghuni terminal, agar mereka juga merasa tidak sendiri dan dapat mencari jalan keluar bersama-sama. Utamanya dalam mencari solusi dengan ajaran agama Islam.

“Awalnya mereka itu cuek. Begitu kami datang dan coba dengan lembut melakukan pendekatan, secara berulang-ulang, Alhamdulillah sekarang mereka banyak yang sudah bisa mengaji. Baik mengaji Iqro Jilid 1 hingga Al-Qur’an. Bahkan, bagi santri yang sudah mahir kami beri kesempatan mengajarkan temannya yang belum bisa. Ini sebagai bentuk apresiasi kami kepada mereka, bahwa mereka juga bisa bermanfaat untuk orang lain,” katanya.

Darsiti yang merupakan warga Dukuh Sukalila, Desa Sukareja, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal, memanfaatkan waktu luang para warga terminal untuk mengaji. Waktu luang itu terjadi di saat mereka menunggu kedatangan bus dan calon penumpang.

Tak jarang, Darsiti ditinggalkan begitu saja saat bus datang ke terminal. Namun, dengan sabar dia tetap menunggu para pengasong dan lainnya selesai menjajakan dagangannya.

“Saat masih ngaji tiba-tiba ada bus, ya nanti mereka berhenti dan bekerja dulu. Setelah selesai, nanti kembali lagi. Tidak apa-apa, karena mereka di terminal kan bekerja. Pendapatan utama mereka juga dari jualan. Syukur Alhamdulillah, setelah lama belajar, yang tadinya SDM rendah sekarang menjadi lebih berkah. Selain menjadi mustahik, perlahan mereka juga bisa menjadi muzaki,” imbuhnya.

Pengabdian Dasriti di terminal, mampu mengantarkannya menjadi penyuluh teladan Jateng tahun 2021 dan menjadi Duta Inspiratif Kemenag RI tahun 2021. (T03-Red)

error: