Tegal  

Hidup Lebih Bermakna dengan Mensyiarkan Agama Islam di Terminal

Dengan melakukan pendekatan dari hati ke hati, Darsiti perlahan bisa mengajak para penghuni terminal untuk belajar mengaji, wudu, salat, kultum hingga memainkan rebana. Namun, kesemuanya itu juga dibangun dengan pendekatan sosial, seperti bersama-sama menggelar kegiatan keagamaan dan hari besar nasional.

Bahkan, tak jarang Darsiti harus masuk dalam urusan pribadi setiap penghuni terminal, agar mereka juga merasa tidak sendiri dan dapat mencari jalan keluar bersama-sama. Utamanya dalam mencari solusi dengan ajaran agama Islam.

“Awalnya mereka itu cuek. Begitu kami datang dan coba dengan lembut melakukan pendekatan, secara berulang-ulang, Alhamdulillah sekarang mereka banyak yang sudah bisa mengaji. Baik mengaji Iqro Jilid 1 hingga Al-Qur’an. Bahkan, bagi santri yang sudah mahir kami beri kesempatan mengajarkan temannya yang belum bisa. Ini sebagai bentuk apresiasi kami kepada mereka, bahwa mereka juga bisa bermanfaat untuk orang lain,” katanya.

BACA JUGA :  Melihat Replika Benda Bersejarah Zaman Rasulullah di RSI Islam Harapan Anda, Ada Baju Perang hingga Hajar Aswad

Darsiti yang merupakan warga Dukuh Sukalila, Desa Sukareja, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal, memanfaatkan waktu luang para warga terminal untuk mengaji. Waktu luang itu terjadi di saat mereka menunggu kedatangan bus dan calon penumpang.

Tak jarang, Darsiti ditinggalkan begitu saja saat bus datang ke terminal. Namun, dengan sabar dia tetap menunggu para pengasong dan lainnya selesai menjajakan dagangannya.

“Saat masih ngaji tiba-tiba ada bus, ya nanti mereka berhenti dan bekerja dulu. Setelah selesai, nanti kembali lagi. Tidak apa-apa, karena mereka di terminal kan bekerja. Pendapatan utama mereka juga dari jualan. Syukur Alhamdulillah, setelah lama belajar, yang tadinya SDM rendah sekarang menjadi lebih berkah. Selain menjadi mustahik, perlahan mereka juga bisa menjadi muzaki,” imbuhnya.

error: