SLAWI, smpantura – Institut Agama Islam Bakti Negara (IBN) Tegal, berkomitmen untuk mengembangkan pengembangan pemikiran Islam dan humaniora, khususnya berkaitan dengan kearifan lokal.
Komitmen itu direalisasikan dengan, Konferensi Internasional Studi Islam dan Humaniora, dengan tema Reaktualisasi Studi Islam Berbasis Kearifan Lokal untuk Kemajuan Global di Aula IBN Tegal, Sabtu (16/9).
Konferensi internasional diisi dengan diskusi panel dari beberapa narasumber, antara lain Dr. Baidar Mohammed M. Hasan dari Universiti Sains Islam Malaysia. Konferensi ini terasa istimewa karena dihadiri para ulama dan pengasuh Pondok Pesantren di Kabupaten Tegal.
KH. Syamsul Arifin, M.Pd.I selaku Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kabupaten Tegal mendukung langkah-langkah taktis untuk besama-sama membesarkan IBN Tegal dan Pondok Pesantren di Kabupaten Tegal.
Rektor IBN Tegal, Dr Saepudin MA mengatakan, konferensi dilaksanakan sebagai bentuk komitmen besar IBN terhadap pengembangan pemikiran Islam dan humaniora, khususnya berkaitan dengan kearifan lokal yang memberikan manfaat secara global. Hal ini tentunya sesuai dengan visi misi IBN ke depan, yakni ramah di lokal, handal di global.
“Konferensi ini dirancang sebagai ajang untuk pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan praktik terbaik yang berkaitan kajian Islam yang memiliki kearifan lokal, namun dapat relevan dan bermanfaat secara global,” terang Rektor.
Daidar menyampaikan urgensi menghidupkan kembali kearifan dalam berkomunikasi dan perannya dalam perkenalan, kerjasama dan integrasi kemanusiaan dalam rumah tangga global. Senada dengan narasumber pertama, narasumber kedua yaitu Dr. Taha Romadhan Zaghloul, M.A, dari Al Azhar University Mesir menyampaikan kajian keilmuan dalam islam selalu memiliki irisan dengan kemanusiaan.
Narasumber berikutnya, Dr. Abdullah Faqih, MA., M.Ed, Kepala Subdirektorat Pengembangan Akademik Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan Peluang dan Tantangan PTKI di Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0. Baginya, masih banyak kearifan-kearifan lokal yang perlu ditransformasi menjadi sumbangan bagi dunia global.
Ditambahkan, IBN Tegal dengan dukungan berbagai Pondok Pesantren di Kabupaten Tegal sangat potensial melakukan transformasi kearifan lokal dalam dunia global.
Alumni pesantren dan para Kiai merupakan resources dengan keilmuan pesantren yang unggul sangat strategis dalam mendukung IBN Tegal.
“Saya optimis IBN semakin berkembang. Tetap pertahankan pola yang sudah terbangun ini,” pungkasnya. (T05-Red)