Tegal  

Ikasma Beri Pelatihan BHD Kepada Anggota PMR

TEGAL, smpantura – Ikatan Alumni SMAN 1 Tegal (Ikasma) memberikan pelatihan Bantuan Hidup Dasar atau BHD kepada anggota PMR SMAN 1 Tegal, Senin (15/1/2024).

 

Ketua Umum Ikasma, Dr Tafakurrozak mengatakan, pelatihan BHD penting karena mengajarkan individu, bagaimana menangani keadaan darurat medis kritis dengan benar, seperti serangan jantung dan penyumbatan saluran pernafasan.

 

Menurutnya, tanpa perhatian segera dan tepat, korban serangan jantung dan penyumbatan saluran napas bisa kehilangan nyawa.

 

“Pelatihan ini kami kemas melalui departemen kesehatan dan olahraga Ikasma, yang dipimpin dr Wikanti Deviantari,” ungkap Dr Tafakurrozak, disela kegiatan, Senin (15/1/2024) sore.

 

Dengan pelatihan tersebut, Tafakurrozak berharap dapat memberi manfaat kepada masing-masing anggota PMR, untuk membantu sesama, minimal keluarga dan lingkungan sekitar.

 

Kegiatan ini sekaligus menjadi wujud Ikasma, dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut andil dalam pelatihan-pelatihan dasar, untuk keterampilan dalam rangka menunjang kepentingan kesehatan.

 

Koordinator Forum Remaja Palang Merah Indonesia (Forpis) Kota Tegal, Hartati menyambut bahwa pelatihan BHD baru kali ini diterima para anggota PMR SMAN 1 Tegal.

 

Dirinya berharap, pelatihan tersebut dapat diberikan secara berkala kepada seluruh anggota PMR di Kota Bahari.

BACA JUGA :  Poltek Harber Rekrut Alumni untuk PT Moya Indonesia

 

“Kegiatan seperti ini menambah insight. Apalagi kami belum pernah mendapat materi bantuan hidup dasar,” bebernya.

 

Departemen Kesehatan dan Olahraga Ikasma, dr Wikanti Deviantari menerangkan materi tentang pengertian resusitasi jantung paru (RJP), indikasi dan tujuan RJP serta langkah-langkah RJP.

 

Di mana RJP sendiri merupakan usaha untuk mengembalikan fungsi pernapasan dan atau sirkulasi pada pasien yang mengalami henti napas.

 

“Indikasi RJP itu bisa henti napas dan henti jantung, karena beberapa faktor. Baik itu tenggelam, stroke, overdosis obat, tersengat listrik, cedera dan lainnya,” jelas dr Devi.

 

Adapun langkah-langkah RJP dimulai dengan memastikan keamanan 3 A atau aman penolong, aman pasien dan aman lingkungan.

 

Kemudian cek respon pasien, dengan cara menepuk bahu atau dengan rangsang nyeri. Jika pasien tidak memberi respon, maka segera panggil bantuan.

 

“Pastikan ada tidaknya nadi katoris pasien dalam 10 detik. Jika tidak ada, mulai lakukan 30 kompresi dan dua ventilasi. Tetapi jika ada, beri ventilasi setiap enam detik,” tegasnya. (T03-Red)

error: