SLAWI, smpantura – Kendati wabah Covid-19 telah usai, namun imbasnya masih dirasakan oleh sejumlah Industri Kecil Menengah (IKM) di Kabupaten Tegal. Hingga kini, IKM Logam yang masih sepi permintaan.
Kondisi itu dirasakan oleh salah satu IKM logam di RT 03 RW 01 Desa Kebasen, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Imam Saputra (51). Imam yang sehari-hari memproduksi Hydrant (alat safety kebakaran), sejak Indonesia dilanda Covid-19, produksinya menurun drastis.
“Kami memiliki 22 karyawan. Setiap bulan, memproduksi hydrant sebanyak 200 unit. Kini, hanya 25 unit tiap bulan, dan karyawannya banyak yang dirumahkan,” katanya.
Dikatakan, kondisi itu terjadi sejak Covid-19, beberapa tahun lalu. Tidak sedikit para IKM di daerah tersebut yang mengurangi jumlah karyawannya karena sepi order. Bahkan, ada beberapa IKM yang terpaksa menjual asetnya untuk menyambung hidupnya. Padahal, sebelumnya 200 unit Hydrant dipasarkan ke sejumlah kota dan luar pulau Jawa di Indonesia. Di Medan, Kalimantan, Jakarta, Bandung, Surabaya dan beberapa kota besar lainnya.
“Setelah Pemilu, kondisi kami juga semakin terpuruk. Jumlah karyawan cuma sisa empat orang saja. Sedangkan produksinya cuma 10 unit per bulan,” terangnya.
Dia menjelaskan, hydrant adalah alat keamanan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran. Biasanya, hydrant ditempatkan di perkantoran, rumah sakit, pasar, di tepi jalan dan di beberapa lokasi yang rawan terjadinya kebakaran.
Dia berharap, keterpurukan ini supaya lekas berakhir. Seyogyanya, pemerintah daerah mampu mencarikan solusi agar slogan Tegal sebagai Jepangnya Indonesia bisa bangkit kembali.
“Saat ini, kita sedang merintis lagi. Semoga, Pak Pj Bupati Tegal bisa membantu kami supaya bisa kembali seperti semula. Sehingga, perekonomian di Kabupaten Tegal semakin meningkat. Angka pengangguran juga tentunya dapat berkurang,” tutupnya. (T05_Red)