SLAWI, smpantura– Kebakaran di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Penujah, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal yang berlangsung selama empat hari ini, berdampak pada kesehatan warga. Sejumlah warga diantaranya anak-anak mengeluh sesak nafas.
Sebagian warga tersebut adalah kaum pendatang yang menggantungkan hidup dari keberadaan TPAS Penujah dan tinggal di mes dekat TPAS .
Penanganan telah dilakukan Dinas Kesehatan bersama Puskesmas Jatinegara, Selasa (27/6). Sejumlah petugas kesehatan melakukan pemeriksaan kesehatan dan memberikan obat bagi warga yang mengalami sesak nafas. Petugas kesehatan juga mengimbau agar warga segera mengungsi ketika terjadi asap tebal . Hal ini untuk mencegah kejadian fatal..
Roipah (35) mengaku dia lebih memilih pulang ke kampung halamannya, yakni di Desa Pulosari, Pemalang jika keadaan tak kunjung membaik. Menurutnya , beberapa warga telah pulang kampung karena memiliki anak balita.
Terjadinya kebakaran TPAS Penujah mendapat tanggapan dari Kepala Desa Dermasuci Mulyanto. Menurutnya api yang membakar 85 persen area akan sulit dipadamkan. Pemadam kebakaran hanya bisa memadamkan api yang ada di pinggir saja.
“Ini bukan yang pertama kali, tahun kemarin juga terbakar tapi tidak telalu besar. Tahun 2013 juga sama hampir satu minggu kebakaran,”sebutnya.
Kejadian tersebut, kata Mulyanto, berdampak pada warganya. Menurutnya, Pemrov Jateng dan Pusat harus ambil bagian dalam penanganan sampah di TPAS Penujah, agar ke depan tidak terjadi kejadian serupa.
Mulyanto menyebutkan, dirinya pernah mengusulkan dilakukannya pengurugan tanah setiap tahun di TPAS Penujah, agar tidak terjadi kebakaran lagi.
Mulyanto menyebutkan, kejadian tersebut juga berdampak pada warga yang bekerja sebagai petani. Meski lahannya tidak terbakar, tetapi mereka tidak dapat bekerja, sehingga diharapkan adanya bantuan dari Pemkab Tegal. Mulyanto menyebutkan dari lima RW di desanya, tiga RW terdampak kebakaran , yakni RW 3, 4 dan 5. (T04-Red)