Tegal  

Inflasi Kota Tegal November Capai 2,90 Persen, Pangan dan Emas Jadi Pendorong Utama

TEGAL, smpantura – Laju inflasi Kota Tegal pada November 2025 tercatat 2,90 persen secara year-on-year (y-on-y).

Badan Pusat Statistik Kota Tegal merilis, nilai Indeks Harga Konsumen atau IHK pada bulan tersebut mencapai 110,16, naik di bandingkan November tahun sebelumnya.

Kepala BPS Kota Tegal, Eman Sulaeman, menyebut bahwa tekanan inflasi terutama di picu oleh kenaikan harga pada sembilan kelompok pengeluaran. Khususnya kelompok makanan, minuman dan tembakau.

Kelompok ini mengalami inflasi 4,46 persen dan menjadi penyumbang terbesar terhadap inflasi umum.

Menurut Eman, komoditas yang paling berpengaruh di antaranya cabai merah, beras, telur ayam ras, kopi bubuk. Serta sejumlah jenis rokok seperti SKM dan SKT.

Beberapa komoditas hortikultura seperti jeruk, pepaya, bawang merah dan wortel juga turut menaikkan tekanan inflasi.

Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mencatat kenaikan paling tinggi, yakni 11,83 persen. Di picu melonjaknya harga emas perhiasan yang memberi andil terbesar dalam kelompok tersebut.

BACA JUGA :  Usai Apel, Hp Personel Polres Tegal Kota Dirazia

“Kenaikan tarif layanan kesehatan, terutama tarif rumah sakit, juga ikut mendorong inflasi pada kelompok kesehatan yang tumbuh 3,32 persen,” ungkap Eman.

Dua kelompok yang justru menahan laju inflasi adalah informasi, komunikasi dan jasa keuangan yang mengalami deflasi 0,46 persen serta rekreasi, olahraga dan budaya dengan deflasi 0,06 persen.

Penurunan harga telepon seluler menjadi faktor penekan utama.

Sementara itu, inflasi month-to-month (m-to-m) tercatat 0,14 persen, dan inflasi year-to-date (y-to-d) mencapai 2,41 persen.

Secara regional, lanjut Eman, inflasi Kota Tegal berada sedikit di bawah Kota Semarang yang mencatat y-on-y 2,92 persen.

“Secara keseluruhan harga di pasar relatif terkendali. Meski tekanan dari bahan pangan masih cukup terasa,” ujar Eman.

Eman Sulaeman menyebutkan, pemantauan harga akan terus dilakukan sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas inflasi daerah. (**)