Ditegaskan, akhir Desember nanti semua jalan di Jawa Tengah harus sudah dalam kondisi mantap dan tidak ada permasalahan. Itu karena pada 2026 prioritas pembangunan diarahkan pada swasembada pangan.
“Jalan provinsi sudah clear, tidak ada permasalahan. Prinsip ini semua harus kita percepat untuk infrastruktur tahun 2025 selesai. Kita tingkatkan tahun 2026 nanti swasembada pangan. Jadi permasalahan jalan harus selesai,” tegasnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya, Hanung Triyono, mengatakan, pengerjaan jalan provinsi pada 2025 ini ada sekitar 83 titik tersebar di 35 kabupaten/kota. Ruas jalan Parakan-Patean merupakan salah satu yang masuk dalam rencana perbaikan jalan dari Pemprov Jateng.
“Ini ruas preservasi jalan Parakan-Patean yang kita aspal ulang dua lapis sekitar 4,5 km. Kita lakukan (pengaspalan) karena kemarin ada keluhan,” katanya.
Ia menjelaskan, ruas jalan Parakan-Patean eksisting sudah kurang lebih 15 tahun tidak dilakukan overlay ulang. Sementara lalu lintas di jalur tersebut cukup padat dan berat, karena menjadi salah satu poros penghubung wilayah Utara-Selatan Jawa Tengah. Selain pelapisan atau overlay, pengerjaan juga meliputi baju jalan dan talud.
“Kemarin dikatakan seperti rempeyek, memang tambalannya sudah banyak, memang harus ada overlay ulang. Overlay dua lapis dikerjakan dengan nilai Rp 15,2 miliar,” jelasnya.
Diketahui, ruas jalan Parakan-Patean memiliki panjang kurang lebih 23,7 km. Perkerasan beton sepanjang 11,9 km dan perkerasan aspal sepanjang 11,8 km.
“Jadi kita lakukan pengaspalan yang memang usia sudah lama, 15 tahun,” katanya. (**)