Jawa Tengah Jadi Incaran Investor Tiongkok di Sektor Garam

Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Sujarwanto Dwiatmoko, mengatakan, pengusaha garam nasional telah melirik Jawa Tengah sebagai bagian untuk perluasan dan produksi garam karena memang produksi garam nasional masih kurang.

Beberapa hal telah disampaikan pengusaha kepada Gubernur Ahmad Luthfi. Baik terkait kemudahan sarana pengangkutan mesin pabrik, kemudian penumbuhan petani garam untuk suplai bahan baku garam, serta kebutuhan listrik dan gas.

“Dua terkahir ini sudah beres termasuk transportasi tadi. Nah yang perlu dikembangkan adalah pusat-pusat garam harus bertumbuh kembang untuk menuju swasembada. Memang perlu ada intensifikasi lagi atau bahkan ekstensifikasi atau perluasan sentra garam,” katanya didampingi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jateng, Endi Faiz Effendi.

Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah, produksi garam rakyat Jawa Tengah pada tahun 2024 mencapai 536.612 ton. Luas lahan produksi garam sekitar 8.267 hektare dengan jumlah petani garam 6.420. Jumlah tersebut tersebar di sembilan daerah sentra garam, meliputi Brebes, Demak, Jepara, Pati, Rembang, Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Grobogan.

BACA JUGA :  Mahasiswa Farmasi Poltek Harber Kunjungi Industri di Jatim dan Bali

Kebutuhan garam di Jawa Tengah, berdasarkan data tahun 2024, sebesar 119.400 ton. Terdiri atas 33.000 ton untuk garam konsumsi dan 86.400 ton untuk garam industri. Dari kebutuhan tersebut, industri garam eksisting di Jawa Tengah seperti Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT) hanya mampu memenuhi 25.000 ton, Washingplant Koperasi Sari Makmur Rembang maksimal 7.500 ton, dan Washingplant Koperasi Mutiara laut Mandiri Pati maksimal 6.000 ton. Sisa kebutuhan garam masih didatangkan dadi daerah lain.

error: