Wisata  

Jejak Gajah Purba di Bumiayu Brebes, Dari Sinomastodon hingga Elephas

BREBES, smpantura – Mungkin belum banyak yang tahu, wilayah Bumiayu di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, pernah menjadi rumah bagi gajah-gajah purba berukuran raksasa yang hidup jutaan tahun lalu.

Dari yang bergading empat hingga yang bentuk tubuhnya mirip gajah modern, fosil-fosil mereka ditemukan tersebar di kawasan selatan Brebes dan kini menjadi saksi sejarah evolusi gajah di Nusantara.

Fakta menarik ini diungkap melalui unggahan akun Instagram @situsbumiayu, yang rutin membagikan informasi seputar temuan fosil dan peninggalan purbakala dari wilayah Bumiayu dan sekitarnya.

Salah satu unggahannya membahas tiga jenis gajah purba yang pernah hidup di tanah Bumiayu, lengkap dengan ciri-ciri unik dan perkiraan masa hidupnya.

Salah satu spesies paling awal yang diketahui adalah Sinomastodon bumiajuensis. Gajah purba ini diperkirakan hidup sekitar 1,8 juta tahun lalu dan memiliki ciri khas yang sangat unik: empat gading di rahangnya.

Selain gadingnya yang mencolok, Sinomastodon juga memiliki gigi bertipe bunodont, yang menandakan bahwa makanannya berasal dari daun-daunan dan tumbuhan lunak. Fosil spesies ini menjadi bukti kuat bahwa kawasan Bumiayu sudah dihuni oleh fauna besar sejak era Plestosen awal.

Selanjutnya adalah Stegodon trigonocephalus, gajah purba yang dikenal sebagai salah satu yang terbesar yang pernah hidup di kawasan Indonesia.

Spesies ini hidup sekitar 1,2 juta hingga 1 juta tahun lalu, dan memiliki gading besar yang melengkung serta membulat. Gigi-giginya yang bertipe brachydont menunjukkan bahwa makanan utamanya adalah dedaunan yang lembut.

BACA JUGA :  Asyiknya Bermain Air di Wisata Geburan Kali Celo Mejagong

Penemuan fosil Stegodon di Bumiayu memperkuat dugaan bahwa wilayah ini dulunya memiliki lanskap hutan tropis lebat yang mendukung kehidupan herbivora besar seperti gajah purba.

Spesies ketiga adalah Elephas hysudrindicus, yang hidup lebih belakangan, sekitar 800.000 tahun lalu. Gajah purba ini memiliki bentuk tubuh dan ukuran yang lebih menyerupai gajah modern yang kita kenal saat ini.

Ciri khasnya adalah gading lurus dan gigi bertipe hypsodont, yang cocok untuk mengunyah makanan yang lebih keras seperti rumput kering dan biji-bijian.

Diperkirakan, Elephas hysudrindicus merupakan salah satu nenek moyang dari gajah Asia modern, termasuk spesies gajah yang kini hidup di Indonesia, seperti gajah Sumatera.

Penemuan fosil-fosil ketiga spesies gajah purba ini menegaskan bahwa Bumiayu menyimpan kekayaan geologis dan sejarah prasejarah yang luar biasa. Wilayah ini bukan hanya menyimpan rekam jejak fauna purba, tapi juga memiliki potensi sebagai situs edukatif dan wisata sejarah.

Sebagian besar fosil kini telah diamankan dan dipamerkan di Museum Purbakala Bumiayu, di Perum Bumi Sari Ayu Kalierang Bumiayu, yang menjadi pusat informasi dan pelestarian sejarah prasejarah di Kabupaten Brebes.

Keberadaan museum ini sekaligus menjadi jendela bagi masyarakat untuk mengenal lebih dalam tentang jejak kehidupan jutaan tahun lalu yang pernah ada di tanah mereka sendiri.(**)

error: