Gubernur Ahmad Luthfi mengatakan, aglomerasi merupakan langkah untuk menghilangkan ego sektoral atau one man show karena membangun daerah, khususnya Jawa Tengah, itu perlu nafas kebersamaan. Tidak bisa satu daerah berjalan sendiri, perlu adanya konektivitas dengan daerah di sekelilingnya. Nafas itu ia terjemahkan dalam collaborative government yang di dalamnya terdapat banyak elemen masyarakat termasuk penggerak perekonomian seperti Kadin dan pelaku usaha.
“Dalam menumbuhkembangkan ekonomi baru tidak bisa sendiri, maka 7 kabupaten/kota di Soloraya kita jadikan satu dalam Soloraya Great Sale 2025. Ini akan jadi role model dan akan kami geser sacara terus-menerus ke Pati Raya, Pekalongan Raya, Semarang Raya, dan eks karesidenan lain di Jawa Tengah,” katanya.
Replikasi SGS 2025 di lima eks karesidenan lain se-Jawa Tengah tersebut, secara tidak langsung perputaran ekonomi bisa merata. Gerakan aglomerasi ekonomi ini juga menjadi wacana Jawa Tengah sentral ekonomi baru. Di mana secara strategis geografis Jawa Tengah adalah pakunya Nusantara.
“Kami berkomitmen dengan seluruh kabupaten/kota se-Jawa Tengah harus punya daya dobrak danau bersaing dengan cara melakukan investasi dari dalam negeri maupun luar negeri,” jelas Luthfi. (**)