Slawi  

Kafilah Kabupaten Tegal Raih 8 Penghargaan di Ajang MTQH Jawa Tengah XXXI 

“Harapan kami semoga tahun bisa lolos nasional dan meraih juara pertama,” ucapnya.

Ia juga menitipkan pesan untuk generasi muda lainnya agar tidak terlena di zona nyaman dan tidak terlalu memikirkan omongan orang lain. Tetap istiqamah dan bersemangat dalam menghafal dan mengamalkan Al-Qur’an.

Menyoroti peran pembina dan dukungan pondok pesantren, Ketua Pondok Pesantren Al-Amin Muhammad Muzamil yang menjadi pembina regu Syahrh Al-Qur’an Putri mengungkapkan bahwa proses latihan dilakukan intensif langsung oleh pengasuh pondok, yakni KH Muhammad Nuril Amin.

“Latihan dilakukan hampir setiap malam. Satu judul bisa memakan waktu sampai 15 menit, dan ada empat judul yang harus dikuasai. Karena dilatih langsung oleh pengasuh, semangat mereka meningkat,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa tantangan utama peserta MTQH adalah menjaga stamina karena banyaknya materi yang harus dipelajari.

Terkait dukungan lembaga, Muzamil mengatakan pihak yayasan dan pengasuh sangat mendukung penuh, bukan hanya di Syahrh, tetapi juga di tafsir, tilawah, dan tartil.

BACA JUGA :  Polisi dan Warga di Kramat Tegal Sinergi Jaga Lingkungan

“Alhamdulillah, syarh putri kita mendapat juara pertama, sedangkan untuk syarh putra, kita mendapat juara harapan dua,” ungkapnya.

Pihaknya berharap Pemkab Tegal terus menguatkan pembinaan MTQH agar lebih terstruktur. Sebab selama ini fungsi pembinaan lebih banyak diserahkan kepada pengasuh di masing-masing pondok pesantren. Ke depan, peran pemerintah daerah dan LPTQ bisa terlibat lebih jauh dan intensif agar fungsi pembinaannya berjalan lebih maksimal.

Muzamil mengakui penyelenggaraan MTQH tahun ini sangat baik. Fasilitas yang diterimanya lebih dari cukup, termasuk pelayanan petugas liaison officer atau LO yang ramah dan profesional. Tak sedikit kafilah dari daerah lain yang memuji penyambutan tuan rumah, termasuk kenyamanan gedung majelis tempat mereka berlomba yang dinilainya sangat representatif.

error: