BATANG, smpantura – Kehadiran Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang disambut gembira banyak pihak karena akan bisa mendatangkan investasi dalam skala besar. Meski demikian, dampak ekologi dari keberadaan KEK harus menjadi perhatian serius.
”Kehadiran KEK menciptakan potensi, sekaligus tantangan. Dampak dari sisi lingkungan perlu mendapat perhatian besar saat ini dan kedepan,” ujar anggota DPRD Batang, H Muafie, Kamis (28/8).
Dia menjelaskan, KEK Batang dibangun di area yang sebelumnya merupakan lahan perkebunan di tepi Pantura. Total perencanaan lahannya sekitar 4.300 hektare. Jika KEK dibangun sekedar mengejar tujuan investasi ekonomi dan tidak memikirkan aspek ekologi, dikhawatirkan menimbulkan pengaruh terhadap keseimbangan ekosistem. KEK diminta memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga dan melestarikan lingkungan.
”Saat pepohonan di hutan ditebang dan tidak ada reboisasi ulang, itu akan mempengaruhi suhu udara dan musim. Ini karena mata rantai kehidupan tidak bisa bersifat sepotong sepotong, tapi saling mempengaruhi. Idealnya, saat kita tebang satu hektare lahan yang berisi pepohonan, mestinya ada recovery di tempat lain untuk menjaga ekosistem,” ucapnya.
Muafie menambahkan, dampak lain kehadiran KEK adalah komunitas burung yang dulu di area hutan tepi Pantura, sekarang banyak yang pindah ke perkampungan. Seperti jenis perkutut, ketilang atau burung-burung lainnya. Burung-burung itu terpaksa eksodus pepohonan di perkampungan karena habitatnya yang dulu telah beralih fungsi jadi kawasan industri. Persoalan lain yang juga harus menjadi perhatian serius adalah soal ketersediaan sumber daya air dan ancaman penurunan muka tanah.