”Kebutuhan air di KEK itu luar biasa banyak. Jika kebutuhan air baku tidak tercukupi, ada kemungkinan pabrik-pabrik akan mengambil air bawah tanah. Apabila itu terjadi, bisa membuat penurunan permukaan tanah dan berdampak serius pada lingkungan. Ini juga harus menjadi perhatian serius. Jangan sampai ada pengambilan air bawah tanah oleh perusahaan-perusahaan,” tegasnya.
Pengalaman di Kota Pekalongan dimana terjadi penurunan permukaan tanah karena pengambilan air bawah tanah yang masif, lanjut Muafie, jangan sampai terjadi di wilayah KEK Batang dan sekitarnya. Politisi Partai Nasdem ini menambahkan, kehadiran KEK Industropolis Batang, Batang Industrial Park (BIP) dan PLTU Batang akan menjadikan Batang berubah dari daerah pertanian menjadi industri. Namun demikian, aspek lingkungan harus menjadi perhatian serius agar kehadiran ketiganya tidak memberi efek negatif bagi lingkungan.
”Untuk mengantisipasi persoalan lingkungan, maka Perda Rencana Tata Ruang dan Wilayah harus segera rampung. Saat ini masih belum final. Ada tantangan-tantangan yang dihadapi dengan munculnya banyak perubahan kawasan di Batang. Kewajiban pemerintah daerah adalah memastikan agar lingkungan dan ketahanan pangan di Batang tetap terjaga,” tuturnya (**)
